Pakar sebut Aksi Unjuk Rasa di Tengah Pandemi akan Memperpanjang Masa Pandemi

2 November 2020, 09:00 WIB
Ilustrasi Covid-19 /Pexels/WARTA PONTIANAK

WARTA PONTIANAK - Serangkaian aksi unjuk rasa, dan kerumunan masyarakat yang timbul di dalamnya dapat memperpanjang masa pandemi Covid-19 sampai dua bulan lebih lama di Indonesia.

Seperti aksi unjuk rasa menolak UU Cipta Kerja pada 6 Oktober 2020, dan serta aksi unjuk rasa memperingati satu tahun pemerintahan Joko Widodo, Ma'ruf Amin pada 20 Oktober 2020.

Pakar bioteknologi mikroba, Intan Taufik menyatakan bahwa dua aksi unjuk rasa tersebut selalu diikuti dengan lonjakan kasus positif, maupunangka kematian akibat Covid-19 pada wilayah yang mengalaminya.

Baca Juga: Hari Ini, Senin 2 November 2020 akan Ada Aksi Unjuk Rasa, Sasarannya Kantor Kedubes Prancis

“Adanya keramaian yang kemarin disebutkan, kalau dari data yang didapat, menghasilkan lonjakan pasien positif di luar perkiraan normal (rata-rata). Ini memiliki dampak beruntun (domino effect) dan menaikkan kurva. Otomatis ketika kurva naik, maka melandai atau menurunnya kasus/pandemi akan semakin panjang,” katanya.

Menurut perhitungan seperti diberitakan Pikiran Rakyat.com berjudul "Marak Aksi Unjuk Rasa di Tengah Pandemi, Pakar: Keramaiaan Memperpanjang Masa Pandemi"

pada sebuah aplikasi yang dibangun tim ahli Institut Teknologi Bandung (ITB) PREMISE, kedua aksi unjuk rasa tersebut memiliki hubungan yang kuat terhadap meningkatnya kasus positif Covid-19.

Selain itu dilaporkan, bahwa atas dua aksi unjuk rasa tersebut disebut dapat menaikkan tingkat kematian akibat penyakit tersebut.

Baca Juga: Kemendagri Blokir Data Kepegawaian ASN di 67 Pemda, Ada Apa?

Dua aksi unjuk rasa tersebut, berdasar pada perhitungan PREMISE dilaporkan telah meningkatkan kasus positif sebesar 6 persen, yakni terjadi penambahan kasus sebesar 233 kasus perhari.

Padahal rata-rata penambahan kasus harian pada tanggal tersebut 3.878 kasus.

Di samping itu, kasus kematian akibat Covid-19 setelah terjadi dua aksi unjuk rasa itu juga mengalami peningkatan hingga sebesar 0,11 persen atau naik 3,3 persen dari angka kematian rata-rata di Indonesia yang ada pada angka 3,41 persen.

Dilaporkannya bahwa wilayah yang berkontribusi besar terhadap penambahan angka tersebut yakni Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Berdasarkan prediksi PREMISE, jumlah kasus harian Covid-19 selama satu pekan selepas aksi unjuk rasa 6 Oktober 2020 hingga 14 Oktober 2020, yakni 3.843 kasus perhari.

Baca Juga: PT Telkom Indonesia Tbk Buka Lowongan Kerja, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Selain itu, hal tersebut menunjukkan bahwa jumlah kasus baru pada periode yang sama adalah sebesar 4.207 kasus per hari, lebih tinggi 364 kasus per hari dari angka prediksi.

Aksi unjuk rasa UU Cipta Kerja pada 6 Oktober 2020 berkontribusi terhadap peningkatan kasus harian sebesar 9,5 persen di Indonesia.

Sementara itu, khusus wilayah DKI Jakarta, peningkatan kasus Covid-19 akibat aksi unjuk rasa UU Cipta Kerja menunjukan angka paling tinggi.

Diprediksi rata-rata kasus harian setelah-aksiunjuk rasa di DKI Jakarta pada 6 Oktober hingga 14 Oktober 2020 adalah 920 kasus per hari.

Sementara itu, jumlah kasus rata-rata aktual mencapai 1,178 kasus per hari atau naik 28 persen dari angka kasus normal.

Baca Juga: Alhamdulillah...Marbot Masjid Ini Akhirnya Diterima sebagai Taruna Akmil AD

Selain aksi unjuk rasa UU Cipta Kerja, peningkatan kasus juga terjadi akibat aksi unjuk rasa memperingati satu tahun pemerintahan Joko Widodo Ma'ruf Amin pada 20 Oktober 2020.

Satu pekan setelahnya, jumlah kasus Covid-19 dilaporkan mengalami peningkatan yakni menjadi 4,051 kasus per hari.

Kegiatan aksi unjuk rasa satu hari itu juga berkontribusi terhadap peningkatan kasus Covid-19 sebesar 2,6 persen.

Baca Juga: Barcelona akan Bangkrut Jika Tak Segera Lakukan Hal Ini

 

Hingga Minggu, 1 November 2020 angka positif Covid-19 di Tanah Air mencapai 410.088 orang, 337.80 orang dinyatakan sembuh, dan 13.869 ainnya meninggal dunia

Pada 2 September 2020, dilaporkan bahwa 180.646 orang terpapar Covid-19, sedangkan pada tanggal 1 Oktober 2020 dilaporkan total bawa kasus Covid-19 di Tanah Air sebanyak 291.18 kasus, angka tersebut menunjukkan peningkatan sebesar 110.536 kasus bila dibanding dengan 2 September 2020.***

Editor: Faisal Rizal

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler