Kemendikbud Nilai Pantun Penting untuk Penguatan Karakter

- 18 Desember 2020, 13:52 WIB
Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Hilmar Farid dalam taklimat media secara daring di Jakarta, Jumat (18/12).
Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Hilmar Farid dalam taklimat media secara daring di Jakarta, Jumat (18/12). / (ANTARA/Indriani)/

WARTA PONTIANAK - Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Hilmar Farid mengatakan pantun penting untuk penguatan karakter siswa.

“Setelah ditetapkan Unesco sebagai Warisan Budaya Takbenda, kami ingin pantun semakin dikenal dan digunakan masyarakat. Terutama siswa karena pantun penting untuk penguatan karakter siswa,” ujar Hilmar dalam taklimat media di Jakarta, Jumat 18 Desember 2020 sebagaimana diberitakan wartapontianak.pikiran-rakyat.com dikutip dari Antara.

Sebelumnya, Unesco menetapkan pantun sebagai Warisan Budaya Tak benda pada tanggal 17 Desember 2020, tepatnya saat sesi ke-15 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage yang diadakan secara daring.

Nominasi Pantun yang diajukan secara bersama oleh Indonesia dan Malaysia ini menjadi tradisi budaya Indonesia ke-11 yang diakui oleh UNESCO, setelah sebelumnya Pencak Silat diinskripsi sebagai Warisan Budaya Takbenda pada tanggal 12 Desember 2019.

Baca Juga: Kemendikbud Tegaskan Data Keamanan Akun Pembelajaran Dilindungi

Komite Intangible Cultural Heritage UNESCO menilai pantun memiliki arti penting bagi masyarakat bukan hanya sebagai alat komunikasi sosial namun juga kaya akan nilai-nilai yang mejadi panduan moral. Pesan yang disampaikan melalui Pantun umumnya menekankan keseimbangan dan harmoni hubungan antar manusia.

Bagi Indonesia, keberhasilan penetapan Pantun sebagai Warisan Budaya Takbenda tidak lepas dari keterlibatan aktif berbagai pemangku kepentingan, baik pemerintah pusat dan pemerintah daerah, serta komunitas.

Berbagai komunitas terkait Pantun, yakni Asosiasi Tradisi Lisan (ATL), Lembaga Adat Melayu, Komunitas Joget Dangdung Morro, Komunitas Joget Dangdung Sungai Enam, Komunitas Gazal Pulau Penyengat, Sanggar Teater Warisan Mak Yong Kampung Kijang Keke, Universitas Maritim Raja Ali Haji, serta sejumlah individu dan pemantun Indonesia, termasuk dua orang maestro Pantun Indonesia, yaitu HM Ali Achmad dan OK Nizami Jamil.

Baca Juga: Tak Perlu KTP, Ikuti 5 Langkah Ini Agar Dapat Bantuan Rp1 Juta dari Kemendikbud

Halaman:

Editor: Suryadi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x