Maluku Diguncang Gempa Bumi Berkekuatan M6,3, BMKG: Tidak Memicu Terjadinya Tsunami

- 1 November 2020, 14:40 WIB
Peta pusat gempa M6,3 di Maluku Barat Daya
Peta pusat gempa M6,3 di Maluku Barat Daya /BMKG/

WARTA PONTIANAK - Wilayah Saumlaki, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku digundang gempa bumi tektonik berkekuatan magnitudo 6,3 pada Minggu, 1 November 2020.

Menurut data yang dirilis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pusat gempa bumi berada di laut, atau 54 kilometer (km) barat daya laut Tepa, Maluku Barat Daya (MBD).

Gempa bumi dengan kedalaman 196 km tersebut terjadi sekitar pukul 10.43 WIB, BMKG melaporkan gempa tidak memicu terjadinya tsunami.

Baca Juga: Sebelum jadi James Bond , Sean Connery Pernah Ditawari Gabung di Manchester United

Sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten MBD melaporkan bahwa saat gempa terjadi, masyarakat tidak panik.

Seperti diberitakan Prbandungraya.pikiran-rakyat.com dengan judul "Gempa Bumi Berkekuatan M6,3 Mengguncang Maluku, BPBD: Masyarakat Tidak Merasakan Getaran" diketahui bahwa warga di wilayah MBD saat ini dalam keadaan kondusif, bahkan sebagian besar warga tidak merasakan getaran dari gempa tersebut.

Berdasarakan peta guncangan yang diukur dengan skala MMI, gempa dengan level II MMI dirasakan di Dobo, sedangkan level II hingga III MMI dirasakan di wilayah Saumlaki.

Baca Juga: Update 10 Kecamatan dengan Kasus Aktif Covid-19 Tertinggi di Kota Bandung

Sekitar dua tahun lalu, tim Wave dari Universitas Brigham Young (BYU) telah melakukan kajian paleotsunami di wilayah tersebut.

Baca Juga: Alami 26 Kali Gempa Guguran, BPPTKG Sebut Gunung Merapi Kini Berstatus Waspada

Hasil kajian dari tim tersebut menunjukan data bahwa di wilayah MBD pernah beberapa kali diguncang gempa bumi secara periodik yang terjadi 37 tahun sekali.

Akan tetapi, setelah 42 tahun gempa bumi tidak terjadi di wilayah MBD, sehingga perlu meningkatkan kewaspadaan pemerintah, dan masyarakat.

Baca Juga: Komentari Pernyataan Megawati Soal Aksi Demo Pemuda, Hamid: Megawati Gagal Pahami Kaum Milenial

Selain itu, sejarah tsunami juga tercatat pernah menerjang wilayah tersebut, yang dipicu oleh gempa bumi yang berpusat di palung Timor, Banda, dan titik lainnya.

Sementara tim telah mensosialisasikan metode 20-10-20 untuk wilayah pulau yang tersebar di Maluku Barat Daya.

Baca Juga: Revitalisasi Taman Ismail Marzuki Tahap I Capai 40,86 Persen

Lebih lanjut tim Wave menjelaskan, angka 20 pada bagian pertama menunjukan kejadian gempa yang berdurasi 20 detik.

Kemudian angka 10 berarti masyarakat memiliki waktu, atau golden time hanya 10 menit untuk mencari tempat yang lebih tinggi dan melakukan evakuasi.

Sedangkan angka 20 terakhir mengacu pada titik evakuasi, yang harus memiliki ketinggian 20 meter dari permukaan laut.

Baca Juga: Penusukan Seorang Ustadz di Aceh, Polisi Periksa Tujuh saksi

Sebelumnya, tim Wave yang dipimpin oleh Profesor Ron Harris pernah mengemukakan jargon 20-20-20, sebagai peringatan dini bagi masyarakat yang berada di wilayah Pacitan, Jawa Timur.

Sebagaimana diketahui, gempa berdurasi 20 detik yang berpusat di laut, berpotensi besar memicu terjadinya tsunami.***

Editor: Faisal Rizal

Sumber: PR Bandung Raya


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah