Aksi Protes UU Cipta Kerja, Dosen Universitas Paramadina: Ada Strategi ‘Kambing Hitam’ Pemerintah

- 2 November 2020, 14:11 WIB
Ilustrasi Omnibus Law
Ilustrasi Omnibus Law /

WARTA PONTIANAK - Presiden Indonesia, Jokowi, memberikan klarifikasi pada 5 Oktober 2020 lalu bahwa unjuk rasa penolakan UU tersebut dipicu oleh disinformasi dan hoaks.

Para pendemo pun menolak klarifikasi tersebut. Mereka menganggap bahwa pemerintah telah mendiskreditkan perjuangan rakyat.

“Tapi berdasarkan pengamatan yang saya lakukan, strategi pemerintah sangat efektif dalam mengalihkan perhatian masyarakat dari demo,” tutur Dosen Universitas Paramadina, Ika Karlina Idris.

Sebelum Jokowi berbicara pada 5 Oktober tersebut, terdapat 15.189 percakapan dengan kata kunci “cipta kerja” di Indonesia. Sebagian besar isinya terkait dengan demo dan kejanggalan pada proses pengesahan UU tersebut.

Baca Juga: Positif Covid Melonjak, Sejumlah Warga di Singkawang Enggan Terapkan 3M

Setelah 5 Oktober, kondisinya pun berubah. Sebanyak 21.971 percakapan di Facebook mayoritas terkait para pendemo yang tidak mengerti UU, serta dukungan kepada Jokowi.

Data ini diungkap alat perekam percakapan publik yang dimiliki Facebook, CrowdTangle. Data itu merekam total jumlah Likes, Comments, Shares, Loves, Wow, Sad, Angry, Haha, dan sebagainya pada media sosial milik Mark Zuckerberg tersebut.

Hasilnya seperti diberitakan PikiranRakyat-Indramayu.com berjudul "Penolakan UU Ciptaker, Dosen Universitas Paramadina Ungkap Strategi ‘Kambing Hitam’ Pemerintah"

adalah sebelum klarifikasi Jokowi 5 Oktober, pihak yang kontra mencapai 80%. Setelahnya, hanya ada sebanyak 25% yang menentang UU Cipta Kerja.

Halaman:

Editor: Faisal Rizal

Sumber: Pikiran Rakyat Indramayu


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah