Manfaatkan Teknologi, Lembaga Gemawan Gunakan Pesawat Nirawak Untuk Petakan Mangrove

28 September 2022, 10:10 WIB
Foto udara mangrove di kawasan Kubu Raya /Lembaga Gemawan/

WARTA PONTIANAK - Lembaga Gemawan pada Minggu (25/09/2022) melakukan ujicoba pemetaan kawasan mangrove dengan menggunakan drone atau pesawat nirawak.

Pegiat Gemawan, Reza mengatakan kemampuan drone menangkap gambar lebih detil dari satelit karena terbang di bawah awan.

"Dengan menggunakan drone, data luasan mangrove bisa didapatkan secara lebih akurat. Melalui informasi spasial ini, kita bisa menentukan metode intervensi untuk melindungi mangrove," tambahnya di sela kegiatan yang mengambil lokasi di Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya.

Baca Juga: Kolaborasi AJI Pontianak dan Gemawan : Kampanye Digital Perlindungan Mangrove Kalbar

Hutan mangrove merupakan ekosistem penting bagi keanekaragaman hayati dan kemanusiaan. Mangrove juga berperan signifikan dalam mitigasi krisis iklim. Menurut Reza, kehilangan ekosistem mangrove adalah kehancuran alam.

"Kita menyadari nilai pentingnya sebagai penyimpan karbon, pabrik ikan, benteng pesisir, dan banyak lagi, justru di saat mangrove sudah tak banyak lagi tersisa," katanya.

Global Mangrove Alliance (GMA) merilis laporan tahunan bertajuk The State of The World's Mangroves 2022. Edisi yang rilis 21 September 2022 itu adalah kompilasi informasi tentang mangrove serta dampak degradasi mangrove pada kawasan dan masyarakat pesisir.

"Hal penting dalam laporan itu adalah menguatnya kesadaran dan kemitraan global untuk saling kolaborasi mencegah degradasi mangrove, serta inisiasi mangrove action," jelasnya.

Baca Juga: Lembaga Gemawan Gelar Workshop Strategi Perlindungan SDA di Kayong Utara

Reza menyebutkan kegiatan ini menjadi respon Gemawan dalam melakukan mangrove action di Kalimantan Barat.

"Melalui pemetaan dengan drone ini, kami bertujuan memperoleh data luasan mangrove yang aktual, akurat, dan memiliki citra beresolusi tinggi, sehingga kita dapat menentukan metode intervensi terbaik untuk menjaga aset Bumi ini," ujarnya.

Pemetaan kawasan mangrove dengan menggunakan drone ini, terangnya, akan dilakukan di dua spot berbeda.

"Pertama di Kabupaten Kubu Raya, untuk mengambil sample data kecil dengan menggunakan multirotor. Lokasi kedua kami rencanakan di Mempawah menggunakan fixed-wing untuk mengambil sample data yang lebih luas," paparnya.

Baca Juga: Lahirkan Pemimpin Perempuan, Gemawan Wisuda 10 Angkatan Pertama SPP di Sambas

Kalimantan Barat memiliki hutan mangrove dengan luas lebih dari 170 juta hektar. Keanekaragaman hayatinya pun khas dan langka, seperti bakau mata buaya dan lenggadai betina yang hanya ada di Kalimantan Barat.

"Meski Kalimantan Barat belum berkesempatan menjadi wilayah percontohan World Mangrove Center, kita tak pernah kehilangan kesempatan untuk berkreasi dan inovasi untuk menjadikan wilayah kita sebagai percontohan mangrove dunia," imbaunya. (*)

Editor: M. Reinardo Sinaga

Tags

Terkini

Terpopuler