Baca Juga: Kisah Saka Kehilangan Pekerjaan di Tengah Pandemi dan Menjadi Kreator Digital #KreatifTanpaTapi
Menariknya, meski dengan kontrak senilai jutaan dolar AS, ClearSpace masih membutuhkan investasi luar untuk menutupi biaya misi penuh.
Perusahaan, yang merupakan spin-off dari Ecole Polytechnique Federale de Lausanne (EPFL), juga akan sangat terlibat dengan para ahli di ESA untuk membantu merencanakan dan melaksanakan misi penting ini.
Baca Juga: Kisah Saka Kehilangan Pekerjaan di Tengah Pandemi dan Menjadi Kreator Digital #KreatifTanpaTapi
Teknologi yang akan digunakan Clearspace adalah jaring yang jatuh ke satelit. Beberapa perusahaan lain memiliki berbagai teknologi berbeda yang sedang dikembangkan, termasuk konsorsium RemoveDEBRIS di Inggris dan Astroscale di Jepang.
Teknologi mana pun yang terbukti paling efektif, akan membutuhkan peningkatan skala besar-besaran untuk mengatasi ukuran masalah sampah luar angkasa yang terus berlanjut ini.***