CEO Facebook Mark Zuckerberg Diminta Mundur dari Jabatannya

- 2 November 2021, 11:31 WIB
Mark Zuckerberg memperkenalkan Meta sebagai perusahaan induk Facebook lewat Instagram pribadinya.
Mark Zuckerberg memperkenalkan Meta sebagai perusahaan induk Facebook lewat Instagram pribadinya. /tangkapan layar Instagram @zuck.

WARTA PONTIANAK - Mark Zuckerberg didesak mundur dari jabatannya sebagai CEO Facebook yang sekarang berganti nama menjadi Meta. 

Permintaan Mark Zuckerberg mundur dari jabatannya disampaikan oleh Whistleblower” atau pelapor pelanggaran dari perusahaan teknologi asal AS Facebook, Frances Haugen.

Frances Haugen berharap, dengan mundurnya Mark Zuckerberg, agar terdapat perbaikan dalam cara kerja Facebook.

Baca Juga: Persaingan Marketplace Kian Memanas, Ini Juara E-Commerce 2021 di Indonesia!

"Saya pikir tidak mungkin perusahaan akan berubah jika (Mark Zuckerburg) tetap menjadi CEO,” ujar Frances dalam acara Web Summit di Lisbon seperti dilansir dari Reuters, Selasa 2 November 2021

Pernyataan itu menyusul tindakan Frances yang melaporkan pada publik bahwa cara kerja Facebook tidaklah sehat.

Ia menyebutkan akan lebih baik jika seseorang yang berfokus pada keamanan privasi dan data menggantikan Mark Zuckerburg agar kepercayaan masyarakat pada Facebook bisa kembali.

Baca Juga: Saham Meta Materials Melambung Tinggi usai Facebook Berganti Nama

Sebelumnya pada pekan lalu, Mark Zuckerburg mengubah nama Facebook menjadi Meta karena ingin berfokus pada pembangunan “metaverse”.

“Metaverse” akan menjadi lingkungan virtual yang direncanakan sebagai penerus ruang internet yang kini dikenal oleh banyak orang.

Namun demikian menurut Frances perubahan citra yang dilakukan Facebook itu tak akan berdampak besar karena masalah utama yaitu keamanan data hingga pelanggaran privasi belum juga ditangani.

Baca Juga: iPhone 13 Produksi Apple akan Diluncurkan pada November 2021 di Indonesia

"Berkali-kali Facebook memilih ekspansi dan area baru alih-alih berpegang teguh pada apa yang telah mereka lakukan," kata France Haugen.

Masalah lainnya yang mungkin terjadi menurut Frances adalah jika Facebook tidak memperbaiki algoritmanya agar bisa membendung konten ekstrem yang berisikan kekerasan maupun komentar memecah belah maka kericuhan mungkin terjadi.

“Masalah utamanya adalah bahwa fondasi keamanan platform didasarkan pada pemantauan berdasarkan bahasa, yang tidak berskala ke semua negara tempat Facebook beroperasi," tutup Haugen.***
 

Editor: Y. Dody Luber Anton


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x