Mengenal Gamelan Sunda yang Mendayu-dayu

15 Januari 2021, 13:34 WIB
Ilustrasi wanita sedang memainkan gamelan /pixabay/

WARTA PONTIANAK - Sebagian besar orang pasti sudah mengetahui alat musik gamelan. Gamelan dimainkan dengan cara dipukul menggunakan alat pukul yang dilapisi kain.

Gamelan merupakan alat musik tradisional daerah Jawa, Sunda, dan Bali. Meski sama-sama gamelan, namun jenis suara yang dihasilkan masing-masing daerah berbeda. 

Dilansir dari Indonesia Kaya, gamelan Jawa memiliki nada yang merdu dengan tempo yang lebih lambat. Gamelan Bali cenderung rancak. Lalu, bagaimana dengan gamelan Sunda? Gamelan sunda suaranya lebih mendayu-dayu dengan suara suling dan rebab terdengar lebih mendominasi dari gamelan ini.

Baca Juga: Fotonya Dihapus dari Instagram Amanda Manopo, Billly Syahputra: Saya juga Masih Bingung

Dalam naskah Sang Hyang Siksa Kanda Ng Karesian, kesenian gamelan diperkirakan masuk pada abad XVI. Dalam naskah ini dijelaskan saat itu ada pemain gamelan yang disebut kumbang gending dan ahli karawitan yang disebut Paraguna.

Pada awalnya, gamelan Sunda hanya terdiri atas bonang, saron panjang, jenglong, dan gong. Seiring perkembangan waktu, terjadi penambahan-penambahan waditra sesuai dengan kebutuhan musikal, misalnya penambahan kendang, suling, dan rebab.

Baca Juga: 214 Juta Data Pengguna Facebook, Instagram dan LinkedIn Dikabarkan Bocor? Waduh!!!

Gamelan sendiri di Tanah Sunda memiliki cerita sejarah yang panjang. Dahulu, Bupati Cianjur, RT Wiranatakusumah yang menjabat dari tahun 1912-1920 sempat melarang permainan gamelan yang disertai dengan nyanyian. Pelarangan ini kerena menurutnya membuat suasana menjadi kurang khidmat.

Barulah setelah diangkat menjadi bupati Bandung di tahun 1920, beliau membawa seluruh gamelan berikut para pemainnya dari pendopo Cianjur menuju pendopo Bandung.

Gamelan bernama Pamagersari ini kemudian pada satu kesempatan memukau saudagar Pasar Baru Bandung keturunan Palembang, bernama Anang Thayib. Ia lalu tertarik menggunakannya dalam acara hajatan dan memohon ijin pada Bupati sekaligus sahabatnya itu. Sejak saat itulah gamelan digunakan untuk perhelatan umum.

Baca Juga: Game Fairy Tail: Forces Unite! Resmi Dirilis, Gratis Download di Play Store dan Apple Store

Di Sunda sendiri terdapat tiga jenis gamelan antara lain, gamelan renteng, gamelan salendro atau pelog, dan gamelan ketuk tilu.

Gamelan salendro biasanya digunakan untuk mengiringi pertunjukan wayang, tari-tarian, serta kliningan. Karena seringnya digunakan dalam kesenian, gamelan salendro juga menjadi gamelan yang poluler diantara jenis gamelan yang lain.

Baca Juga: Begini Cara Buat Pasword agar Tak Mudah Diretas versi Humas Polri

Sementara itu, gamelan renteng berkembang di beberapa tempat, salah satunya di Batu Karut, Cikalong. Melihat bentuk dan interval gamelan renteng, ada pendapat bahwa kemungkinan besar gamelan sunda yang sekarang berkembang bermula dari gamelan renteng.

Sedangkan gamelan ketuk tilu biasanya dipakai untuk mengiringi kesenian ketuk tilu, ronggeng gunung, ronggeng ketuk, doger, dan topeng banjet.

Itulah sejarah singkat dan jenis gamelan Sunda.***

Editor: Y. Dody Luber Anton

Sumber: Indonesia Kaya

Tags

Terkini

Terpopuler