Stop Sekarang! Selain Penyakit Jantung dan Kanker, Merokok Juga Bikin Hipertensi

20 Desember 2022, 15:54 WIB
Ilustrasi bahaya merokok bagi kesehatan /Tumisu/

WARTA PONTIANAK – Merokok adalah kebiasaan yang hampir dilakukan oleh setiap orang, khususnya di saat setelah selesai makan. Kebiasaan merokok juga membuat seseorang ketagihan, dan sangat sulit menghentikannya jika sudah ketagihan.

Dampak merokok pun sangat berbahaya bagi kesehatan, karena dapat meningkatkan resiko sejumlah penyakit, seperti kanker, tekanan darah tinggi atau hipertensi dan resiko penyakit jantung.

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Hypertension mengungkapkan dampak merokok tersebut terhadap kesehatan jantung. Para peneliti mengungkapkan, para perokok berat harus dianggap sebagai target potensial untuk skrining hipertensi terselubung, terutama jika tekanan darah mereka berada dalam kisaran normal atau normal tinggi dan jika mereka adalah pria paruh baya.

Baca Juga: Serangan Jantung di Pagi Hari Ternyata Dapat Mematikan, Ini Penjelasan Peneliti

"Dalam konteks ini, penelitian di masa depan diperlukan untuk mengembangkan strategi skrining yang optimal dan untuk memahami implikasi tingkat populasi dari penggunaan Ambulatory Blood Pressure Monitoring (ABPM) atau Home Blood Pressure Monitoring (HBPM) untuk mendeteksi hipertensi terselubung," ungkap peneliti seperti dilansir dari laman Express beberapa waktu lalu.

Menyikapi resiko tersebut, peneliti menyarankan perokok harus diperiksa untuk menurunkan tekanan darah atau tindakan pencegahan hipertensi. Ini bukan yang pertama dan tentu saja bukan terakhir kali merokok dikaitkan dengan kesehatan jantung yang buruk.

Sebuah studi yang dilakukan oleh John Hopkins University Bloomberg School of Public Health dalam Journal of American College of Cardiology menyimpulkan bahwa merokok meningkatkan risiko gagal jantung dua kali lipat.

Baca Juga: Sebaiknya Dihindari! Ini Deretan Makanan dan Minuman yang Dapat Sebabkan Kamu Kelelahan

Peneliti mengungkapkan bahwa merokok mewakili faktor risiko yang signifikan untuk kedua jenis gagal jantung, fraksi ejeksi menurun, dan fraksi ejeksi yang dipertahankan.

National Health Service (NHS) di Inggris mendefinisikan gagal jantung sebagai suatu kondisi ketika jantung tidak dapat memompa darah ke seluruh tubuh dengan baik. Biasanya, itu terjadi karena jantung menjadi terlalu lemah atau kaku.

Penurunan fraksi ejeksi terjadi ketika ventrikel kiri, pompa utama di jantung, gagal berkontraksi secara memadai saat memompa darah keluar dari jantung.

Sementara itu, fraksi ejeksi yang dipertahankan terjadi ketika ventrikel kiri yang sama, pompa utama yang sama, gagal cukup rileks setelah berkontraksi.

Baca Juga: Padahal Menjijikan, Ternyata Tingkat Stres Dapat Dianalisa Melalui Kotoran Telinga

Untuk penelitian ini, para peneliti melihat catatan dari 9.500 orang dalam studi jangka panjang di empat komunitas Amerika. Peneliti menemukan risiko gagal jantung meningkat bahkan setelah peserta berhenti merokok dan terus merokok selama beberapa tahun.

Penulis studi senior Prof Kunihiro Matsushita membeberkan bahwa temuan ini menggarisbawahi pentingnya mencegah merokok sejak awal, terutama di kalangan anak-anak dan dewasa muda.

"Kami berharap hasil kami akan mendorong perokok saat ini untuk berhenti lebih cepat daripada nanti, karena bahaya merokok dapat bertahan hingga tiga dekade," pungkas Prof Kunihiro Matsushita.***

Editor: Y. Dody Luber Anton

Tags

Terkini

Terpopuler