Bukan Musyrik atau Bid’ah, Ternyata Ini Alasan Mengapa Ada Larangan Perayaan pada Bulan Asyura

- 12 Juli 2022, 16:10 WIB
Ilustrasi Hari Asyura
Ilustrasi Hari Asyura /Publiktanggamus.com/Syaiful Amri

WARTA PONTIANAK - Mengapa ada larangan untuk mengelar pesta pada bulan Asyura, menurut KH Marzuki Mustamar larangan itu adalah dalam rangka menghormati keluarga Rasulullah saw yang berduka.

“Dilarangnya menggelar pesta atau acara besar pada bulan Asyura adalah bagian dari adab kita terhadap habaib. Pada bulan itu, ahlul bait termasuk para habaib sedang berduka,” terangnya, Senin 11 Juli 2022.

Ia menjelaskan, Asyura adalah bulan prihatin bagi anak cucu Rasulullah SAW. Hal ini dikarenakan cucu Nabi Muhammad SAW yaitu Husain bin Ali bin Abi Thalib mengalami pembulian hingga terbunuh. Bahkan, dipenggal lehernya secara biadab di Padang Karbala.

Baca Juga: Kenali 4 Tanda Orang yang Bahagia Menurut Rasulullah, Ustaz Riza Basalamah Jelaskan Ini

“Tentu para anak dan cucu-cucu Rasulullah SAW termasuk para habaib jika teringat Husain dibunuh pada bulan itu akan menganggap Asyura sebagai bulan duka,” tuturnya.

Menurut Pengasuh Pesantren Sabiilul Rosyad, Gasek, Malang, Jawa Timur itu tidak pantas ketika seseorang mengaku cinta nabi tetapi pada bulan Asyura tetap mengadakan acara.

“Di mana hatimu, ayo dijaga adabnya,” kata Kiai Marzuki.

Ia menegaskan, betapa kiai Jawa ingin menghormati dan menjaga hati ahlul bait dan habaib sampai-sampai membuat aturan untuk tidak mengadakan pesta atau acara besar di bulan Asyura, karena tidak pantas umat bersenang-senang saat mereka mengingat tewasnya Husain.

Baca Juga: Hidup akan Berkah dan Bermanfaat, Coba Amalkan Doa Singkat yang Dibaca Rasulullah setiap Pagi

Pada kesempatan yang sama, Kiai Marzuki juga mengungkapkan alasan kiai Jawa juga melarang untuk mengadakan pesta atau acara besar pada hari meninggalnya kakek atau nenek. Hal ini, kata dia, tidaklah musyrik atau bid’ah.

Halaman:

Editor: Faisal Rizal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x