Tradisi Masyarakat Tionghoa sebelum Merayakan Tahun Baru Imlek Hingga Cap Go Meh

- 21 Januari 2023, 14:58 WIB
Ilustrasi Lampion saat tahun baru Imlek
Ilustrasi Lampion saat tahun baru Imlek /

WARTA PONTIANAK - Dalam kalender nasional, perayaan tahun baru Imlek tahun ini akan jatuh pada Minggu 22 Januari 2023. Imlek menjadi momen terpenting bagi masyarakat Tionghoa untuk berkumpul bersama keluarga besar. Biasanya masyarakat Tionghoa memiliki beberapa tradisi dan kegiatan menjelang hari raya Imlek.

Tradisi dan kegiatan tersebut sudah dimulai sejak beberapa hari sebelum Hari-H hingga 15 hari setelah Imlek, dimana puncaknya pada perayaan Cap Go Meh, sebagai penanda bahwa rangkaian perayaan Imlek telah usai.

Dilansir dari Tionghoa Info, berikut ini adalah kegiatan harian atau tradisi menjelang Hari Raya Imlek sampai dengan Cap Go Meh, yang umumnya dilakukan oleh masyarakat Tionghoa:

Baca Juga: Begini Asal-usul Perayaan Tahun Baru Imlek Masuk Kalendar Nasional

A. Jelang Imlek : Hari bersih-bersih rumah

Pada H-15 sampai dengan H-3 sebelum Hari Raya Imlek, biasanya dilakukan bersih-bersih rumah. Warga Tionghoa umumnya akan membersihkan rumahnya, mengecet tembok yang sudah kusam, membuang barang-barang yang sudah tidak diperlukan lagi, serta mendekorasi rumahnya dengan aneka pernak-pernik Imlek.

Hari bersih-bersih rumah ini juga memiliki makna, yakni membuang semua ketidakberuntungan yang terjadi pada tahun lalu, dan bersiap-siap dalam menyambut keberuntungan di tahun yang baru.

Pada 7 hari menjelang Tahun Baru Imlek, sebagian masyarakat Tionghoa biasanya melakukan sembahyang mengantar Dewa Dapur. Pada hari ini Dewa Dapur dipercaya akan naik melapor ke Langit. untuk memberitahu perbuatan-perbuatan baik dan buruk manusia yang ada di bumi selama setahun, terlebih keluarga-keluarga yang diawasinya.

Perlu diketahui juga bahwa kegiatan seperti menyapu, mengepel, dan mencuci adalah kegiatan yang pantang dilakukan selama 3-7 hari pertama tahun baru Imlek, karena diyakini dapat ikut menyebabkan hilangnya keberuntungan di tahun yang baru.

Baca Juga: Salah Satunya Dipercaya Beri Umur Panjang, Ini 7 Makanan yang Wajib Disajikan Saat Imlek

B. Jelang Imlek: Sembahyang leluhur dan makan malam bersama keluarga

Pada pagi atau siang hari, sebagian masyarakat Tionghoa biasanya melakukan sembahyang terhadap leluhur. Dalam prosesi sembahyang biasanya dihidangkan menu-menu makanan kesukaan leluhur. Namun bisa juga hanya disajikan buah-buahan dan teh, karena ini hanya sebagai simbol tanda sang anak masih mengingat jasa-jasa orang tuanya, sebagai bentuk baktinya pasca orang tua meninggal.

Sementara pada malamnya, acara makan malam Imlek bersama keluarga adalah kegiatan yang wajib dilakukan semua masyarakat etnis Tionghoa, dalam menyambut Tahun Baru Imlek. Pada hari ini, toko/usaha yang dimiliki warga Tionghoa biasanya tutup lebih cepat.

Sementara bagi anggota keluarga yang tinggal/bekerja ditempat yang jauh akan pulang kampung, untuk sekedar berkumpul bersama keluarga besar, terutama dengan orang tua mereka. Pada acara makan malam Imlek, biasanya dihidangkan makanan yang lebih istimewa daripada hari-hari biasa, yang didalamnya terkandung makna keberuntungan, kemakmuran, kebahagiaan dan kekayaan.

Menjelang tengah malam, sebagian warga Tionghoa ada yang pergi ke kuil/kelenteng untuk bersembahyang, sekaligus melihat kembang api. Adapula yang telah di rumah, untuk bersembahyang secara pribadi.

Selama tahun baru Imlek, semua anggota keluarga harus berkumpul, semuanya harus kembali ke rumah mereka. Tak peduli seberapa jauh lokasinya, Anda harus kembali ke rumah pada malam sebelumnya. Tak peduli seberapa sibuk, Anda harus merayakannya di rumah. Jika tidak, sama artinya dengan Anda tidak lagi menghormati leluhur.

Baca Juga: Filosopi Jeruk Mandarin dalam Perayaan Tahun Baru Imlek, Dijadikan Simbol Keberuntungan dan Kekayaan

C. Tahun Baru Imlek: Saling mengunjungi rumah orang tua atau saudara yang dituakan

Pada pagi hari di hari Imlek, warga etnis Tionghoa biasanya akan saling mengunjungi ke rumah orang tua/besan, atau ke rumah saudara yang dituakan. Namun sebelumnya sudah tentu dimulai dari lingkup keluarga inti dulu, dengan anak-anak memberikan ucapan Kiong Hie kepada orang tua dan saudara masing-masing.

Sementara bagi pasangan yang telah menikah, wajib memberikan angpau (amplop merah) yang berisi uang kepada anak-anak, atau kepada saudaranya yang belum menikah, dan terutama kepada orang tua yang masih hidup, dengan mengucapkan salam selamat tahun baru, dan harapan terbaik untuk tahun yang baru ini.

Jika masih sempat, keluarga juga akan mengunjungi Kelenteng, Lithang, Daoguan, atau Vihara untuk bersembahyang dan mengucap syukur.

D. Setelah Imlek: Mengunjungi rumah orang tua istri, atau kerabat dekat 

Pada hari kedua setelah Imlek ini biasanya digunakan oleh pasangan yang telah menikah untuk mengunjungi rumah orang tua istri, ke rumah saudaranya, atau ke kerabat terdekat. Hari ini masih lanjutan dari hari Imlek kemarin, seperti berkumpul untuk makan siang bersama, memberikan angpau kepada orang tua, saudara yang belum menikah, dan kepada anak-anak.

E. Setelah Imlek : Tinggal di rumah untuk menghindari ketidakberuntungan

Setelah dua hari berturut-turut mengunjungi rumah orang tua, saudara dan kerabat dekat, hari ketiga ini biasanya digunakan orang untuk beristirahat di rumah. Hari ketiga Imlek ini juga dikenal dengan “hari anjing merah” yang dipercaya sebagai hari dewa kemalangan. Karena itu, sebagian orang cenderung menghindari hari ini untuk keluar.

Meskipun demikian, warga Tionghoa jaman sekarang biasanya menggunakan hari ke-3 imlek ini untuk jalan-jalan ke tempat wisata bersama keluarga, atau sekedar ke mall untuk berbelanja kebutuhan harian.

Sementara pada malam harinya (hingga tengah malam), sebagian masyarakat Tionghoa biasanya melakukan sembahyang terhadap Dewa Dapur, dan kepada Dewa-Dewi lainnya yang akan kembali turun ke bumi untuk bertugas. Adapun persembahannya berupa buah-buahan, teh, lilin dan dupa.

Baca Juga: Resep Kue Keranjang Goreng Khas Perayaan Tahun Baru Imlek, Simak! Proses Buatnya Mudah

F. Setelah Imlek : Siap-siap untuk kembali beraktivitas 

Pada hari yang keempat hingga ketujuh ini, warga Tionghoa umumnya sudah disibukkan dengan berbagai aktivitas sehari-hari, seperti bersekolah/kuliah, ke kantor, atau kembali membuka toko/tempat usaha. 

Lalu pada tanggal 9 Imlek (jam 12:01 malam), sebagian masyarakat Tionghoa kembali melakukan persembahyangan terhadap Langit (sembahyang Thian Kung).

G. Perayaan Cap Go Meh : Festival Lampion dan Atraksi Tatung 

Pada hari yang ke-15, warga Tionghoa akan merayakan Festival Cap Go Meh (Yuan Xiao; Goan Xiao). Pada hari ini, warga Tionghoa biasanya akan bersembahyang ke kuil/kelenteng untuk memohon keberuntungan yang melimpah kepada Dewa-Dewi.

Keberuntungan yang dimaksud adalah U FUK yang berarti “5 Rejeki“, yakni Fu (hoki), Lu (nama baik atau jabatan), Shou (usia), Cai (kekayaan), dan Ting (keturunan).

Pada hari ini, berbagai pertunjukan kesenian Tionghoa akan tampil, seperti barongsai, liong/naga, wushu, kesenian musik, tarian, dan sebagainya.

Juga yang paling ditunggu-tunggu adalah atraksi tatung, lokthung, thangsin, dimana seseorang yang menjadi medium perantara, yang konon setelah dibacakan mantra tertentu dipercaya telah dirasuki oleh roh Dewa untuk memberikan berkat bagi manusia.

Mereka biasanya akan melakukan beberapa atraksi sayat lidah, memotong lengan atau menusuk bagian badannya dengan sabetan pedang, golok, dan lain sebagainya. Sementara di Kalimantan Barat, tepatnya di kota Pontianak dan Singkawang, atraksi ini disebut ‘Tatung‘.

Akhir hari ini juga ditandai dengan festival lampion, atau pelepasan lentera ke langit pada malam hari, sebagai tanda selesainya rangkaian perayaan Hari Raya Imlek. Malam Cap Go Meh ini juga untuk merayakan bulan purnama pertama di tahun yang baru.***

Editor: Y. Dody Luber Anton


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah