Resensi Buku Sampar, Salah Satu Novel Klasik Terbaik Abad Ke-20

- 31 Maret 2024, 07:00 WIB
Ilustrasi orang sedang membaca novel
Ilustrasi orang sedang membaca novel /Pixabay.com/wal_172619/

WARTA PONTIANAK – Sampar, sebuah novel klasik karya Albert Camus, menceritakan kisah mencekam tentang wabah penyakit pes yang melanda kota Oran di Aljazair.

Wabah ini membawa kematian dan kekacauan, dan novel ini mengikuti perjuangan sekelompok orang yang berusaha untuk bertahan hidup di tengah situasi yang mengerikan ini.

Tokoh Utama:

Dr. Bernard Rieux: Seorang dokter yang berdedikasi tinggi, tak kenal lelah membantu orang-orang yang sakit dan berusaha untuk menemukan obat untuk penyakit pes. Ia menjadi simbol perlawanan terhadap penyakit dan keputusasaan.

Jean Tarrou: Seorang jurnalis yang memiliki pemikiran filosofis. Ia ingin memahami dan mendokumentasikan efek wabah pada masyarakat. Tarrou mewakili pencarian makna dalam situasi yang absurd.

Raymond Rambert: Seorang pria yang ingin meninggalkan Oran untuk bertemu dengan kekasihnya di Paris. Rambert mewakili kerinduan akan cinta dan kehidupan normal di tengah situasi yang kacau.

Cottard: Seorang pria yang mengalami depresi dan menjadi terobsesi dengan kematian. Keberadaannya menunjukkan sisi kelam manusia saat dihadapkan dengan situasi ekstrem.

Tema:

Kematian: Novel ini mengeksplorasi tema kematian dan bagaimana orang-orang meresponnya dengan berbagai cara, mulai dari ketakutan, kepasrahan, hingga perlawanan.

Baca Juga: Resensi Buku Orang Asing oleh Albert Camus

Keberanian: Tokoh-tokoh dalam novel ini menunjukkan keberanian dalam menghadapi situasi yang sulit dan berbahaya. Mereka berani melawan penyakit, kematian, dan absurditas kehidupan.

Absurditas: Novel ini membahas tentang absurditas kehidupan dan bagaimana orang-orang menemukan makna dalam hidup di tengah situasi yang tidak masuk akal. Wabah penyakit menjadi simbol absurditas yang dihadapi manusia.

Solidaritas: Di tengah situasi yang sulit, muncul rasa solidaritas dan persaudaraan antar manusia. Orang-orang saling membantu dan mendukung untuk bertahan hidup.

Gaya Penulisan:

Camus menulis dengan gaya yang jelas, lugas, dan realistis. Dia menggunakan bahasa yang sederhana untuk menggambarkan situasi yang kompleks dan mengerikan. Detail-detail yang dihadirkannya membangkitkan gambaran yang hidup dan emosional dalam benak pembaca.

Kelebihan:

Novel ini memberikan gambaran yang realistis dan mengharukan tentang dampak wabah penyakit pada masyarakat.

Baca Juga: Resensi Buku Pemberontakan oleh Albert Camus

Tokoh-tokoh dalam novel ini kompleks, menarik, dan memiliki karakter yang kuat.

Tema-tema dalam novel ini masih relevan dengan kehidupan saat ini, seperti kematian, keberanian, makna hidup, dan solidaritas.

Gaya penulisan Camus yang lugas dan detail membangkitkan empati dan refleksi mendalam bagi pembaca.

Kekurangan:

Novel ini mungkin terasa lambat dan membosankan bagi beberapa pembaca yang menginginkan plot yang cepat.

Deskripsi tentang kematian dan penyakit mungkin terasa tidak nyaman bagi beberapa pembaca yang sensitif.

Baca Juga: Resensi Buku Nasional is Me

Kesimpulan:

Sampar adalah novel klasik yang memberikan refleksi filosofis yang mendalam tentang kehidupan dan kematian. Novel ini adalah bacaan yang wajib bagi siapa saja yang tertarik dengan tema-tema eksistensialisme, absurditas, dan kemanusiaan. ***

Editor: Yuniardi

Sumber: Rifqi Al Furqon


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah