Anomali Sosial: Penyimpangan dari Norma dan Dampaknya

- 21 April 2024, 20:30 WIB
Ilustrasi Anomali sosial
Ilustrasi Anomali sosial /Tangkapan Layar/

WARTA PONTIANAK – Anomali sosial, merupakan istilah yang diperkenalkan oleh sosiolog Emile Durkheim, yang mengacu pada penyimpangan dari norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat.

Perilaku ini dapat berupa tindakan individu maupun kelompok yang dianggap tidak sesuai dengan ekspektasi sosial dan berpotensi menimbulkan konsekuensi negatif bagi individu, masyarakat, dan bahkan tatanan sosial.

Ciri-ciri Anomali Sosial:

  • Penyimpangan dari norma: Perilaku anomali sosial melanggar norma dan nilai yang telah disepakati dan dianut oleh masyarakat. Norma ini dapat berupa norma tertulis maupun norma tidak tertulis, seperti aturan hukum, adat istiadat, dan kebiasaan.
  • Ketidaksesuaian dengan ekspektasi sosial: Perilaku anomali sosial tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh masyarakat. Hal ini dapat menimbulkan rasa tidak nyaman, kecemasan, dan bahkan kemarahan bagi anggota masyarakat yang taat norma.
  • Potensi dampak negatif: Anomali sosial berpotensi menimbulkan dampak negatif bagi individu, masyarakat, dan tatanan sosial. Dampak negatif ini dapat berupa kerugian material, gangguan ketertiban umum, dan bahkan disintegrasi sosial.

jenis Anomali Sosial:

  • Penyimpangan Kriminal: Meliputi tindakan yang melanggar hukum pidana, seperti pencurian, perampokan, pembunuhan, dan penganiayaan.
  • Penyimpangan Non-Kriminal: Meliputi tindakan yang tidak melanggar hukum pidana, tetapi dianggap menyimpang dari norma dan nilai sosial, seperti kenakalan remaja, penyalahgunaan narkoba, dan pelanggaran norma agama.
  • Penyimpangan Positif: Mengacu pada tindakan yang dianggap menyimpang dari norma, tetapi memiliki dampak positif bagi masyarakat, seperti inovasi sosial, penemuan baru, dan kritik sosial yang konstruktif.

Baca Juga: Anomali Perubahan Data Pileg Real Count KPU Kalbar 1, Harry Daya Protes Suaranya Hilang

Faktor-faktor Penyebab Anomali Sosial:

  • Faktor Individu: Faktor-faktor seperti kepribadian, latar belakang keluarga, dan kondisi mental individu dapat memengaruhi kerentanannya terhadap perilaku anomali sosial.
  • Faktor Sosial: Faktor-faktor seperti kemiskinan, pengangguran, diskriminasi, dan kurangnya akses terhadap pendidikan dan layanan kesehatan dapat meningkatkan risiko terjadinya anomali sosial.
  • Faktor Budaya: Nilai dan budaya yang dianut masyarakat dapat memengaruhi definisi dan toleransi terhadap perilaku anomali sosial.

Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Anomali Sosial:

  • Pencegahan Primer: Meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan menyediakan akses terhadap pendidikan, layanan kesehatan, dan lapangan pekerjaan.
  • Pencegahan Sekunder: Menerapkan program intervensi dini untuk mendeteksi dan mencegah individu yang berisiko tinggi terlibat dalam perilaku anomali sosial.
  • Penanggulangan: Memberikan rehabilitasi dan pembinaan bagi individu yang telah terlibat dalam perilaku anomali sosial agar dapat kembali ke kehidupannya yang normal dan produktif.

Menanggulangi anomali sosial membutuhkan upaya bersama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan individu.

Baca Juga: Anomali Perubahan Data Pileg Real Count KPU Kalbar 1, Harry Daya Protes Suaranya Hilang

Halaman:

Editor: Yuniardi

Sumber: Rifqi Al Furqon


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x