Normalisasi Anarkisme dalam Dinamika

- 26 April 2024, 18:30 WIB
Ilustrasi : organisatoris
Ilustrasi : organisatoris /Tangkapan Layar/

WARTA PONTIANAK – Menjadi kaum organisatoris dengan segala kelebihan yang dimiliki adalah anugrah yang didapat dalam waktu serta proses panjang dan berliku.

Beragam tempaan serta ujian mesti dilalui demi menjadikan diri lebih konstruktif baik secara sikap maupun nalar.

Bicara tentang jalan yang dilalui tentu ada konflik serta pergulatan yang dilalui dikenal dengan istilah dinamika.

Proses terbenturnya pikiran dan sikap yang wajar terjadi di ruang lingkup kaum organisatoris.

Terbentur,terbentur terbentuk adalah cuitan sang bapak republik yang acap kali dikutip oleh para kaum organisatoris.

Namun perlu diketahui dan dicerna terlebih dahulu saat era tak lagi dalam keadaan perang dan berkemunduran apakah perilaku merusak dan kekerasan verbal juga dapat dikategorikan kedalam istilah "dinamika" ?

Kekerasan Fisik dan verbal dinormalisasi atas nama proses serta pembelajaran kesalahan tafsir dari maksud Tan Malaka dalam terbenturnya diri dikhawatirkan akan meminimalisir keinginan masyarakat untuk menghibahkan diri dan jiwanya kedalam organisasi.

Di era moderenisasi saat ini perlu dilakukan pengkajian ulang terkait pemaknaan dinamika itu sendiri sebab, istilah dinamika sering kali dikambing hitamkan atas tindakan-tindakan amoral para oknum didalam organisasi.

Baca Juga: Ini dia Ragam Manfat Menjadi Kaum Organisatoris

Dengan mudahnya akses terhadap Ilmu Pengetahuan mestinya lebih membuka mata dan telinga kita bahwa Dinamika yang konstruktif irisannya bukanlah kekerasan fisik dan verbal ataupun pengerusakan namun pertempuran intelektual dalam ruang diplomatis sehingga, percikan dari benturan yang terjadi menghasilkan buah pemikiran  inovatif sehingga, anak-anak idelogis yang lahir dari proses dialektika tersebut memiliki kualitas yang mumpuni.

Maka dari itu sudah seyogyanya kita menghadirkan ruang-ruang pembelajaran yang berbasis pada objektivitas serta mengembangkan pola berfikir konstruktif nan rasional. ***

Editor: Yuniardi

Sumber: Rifqi Al Furqon


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah