Lupa dan Sedih Bisa Picu Depresi dan Penurunan Kognitif Lansia

- 15 Juni 2024, 14:00 WIB
Ilustrasi lansia.
Ilustrasi lansia. /Pixabay

WARTA PONTIANAK - Tak jarang orang sering menjadi kelupaan atau kerap sedih seiring bertambanhya usia. Namun, bagi banyak kelompok dewasa tua atau lanjut usia, masalah yang tampaknya sepele ini dapat berkembang menjadi siklus depresi dan penurunan kognitif.

Sebuah penelitian baru menunjukkan hubungan yang mengejutkan antara gejala depresi dan kehilangan memori, yang menunjukkan bahwa kedua kondisi ini dapat saling memicu satu sama lain dari waktu ke waktu.

Baca Juga: Kemenag Komitmen Berikan Layanan Khusus ke Jamaah Haji Lansia

Temuan ini menunjukkan bahwa mengidentifikasi dan mengobati depresi sejak dini dapat menjadi kunci untuk melindungi kesehatan otak dan menjaga daya ingat di tahun-tahun berikutnya.

"Studi kami menunjukkan bahwa hubungan antara depresi dan daya ingat yang buruk terjadi dua arah," ungkap dr Dorina Cadar dari University College London.

"Gejala depresi mendahului penurunan daya ingat, dan penurunan daya ingat terkait dengan gejala depresi berikutnya," sambungnya.

Dalam penelitian yang mengungkap hubungan kompleks antara suasana hati dan memori, para peneliti dari University College London dan Brighton and Sussex Medical School menganalisis data dari lebih dari 8.000 partisipan.

Partisipan rata-rata berusia di atas 50 tahun dari English Longitudinal Study of Aging. Mereka diikutsertakan selama 16 tahun, menjalani penilaian rutin terhadap daya ingat, kefasihan verbal, dan gejala depresi.

Dengan menggunakan teknik pemodelan statistik yang canggih, para peneliti meneliti apakah gejala depresi dan kinerja kognitif saling mempengaruhi dari waktu ke waktu.

Halaman:

Editor: Faisal Rizal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah