Peneliti Sebut Kerusakan Laut Ancam Kehidupan Manusia

15 Desember 2020, 00:00 WIB
ILUSTRASI Lautan.* /pixabay/

 

WARTA PONTIANAK - Tim peneliti internasional menyoroti keruskan yang parah di lautan akibat aktivitas manusia.

Dengan rusaknya laut, dikhawatirkan akan mempengaruhi kesehatan manusia.

Sebuah penelitian yang berjudul 'Annals of Global Health' menjelaskan serangkaian cara untuk mengurangi masalah kerusakan laut ini.

Dikutip dari Medical News Today, lautan berperan penting bagi bumi, karena menambah pasokan oksigen ke atmosfer, menyerap karbon dioksida, serta untuk menstabilkan efek pemanasan global.

Baca Juga: Hasil Drawing Liga Champions Pertemukan Barcelona vs PSG di 16 Besar

Laut juga menyediakan makanan dan sejumlah obat esensial bagi milyaran penduduk bumi, yang karenanya menjadi salah satu pusat mata pencaharian jutaan manusia.

Bagi orang-orang yang tinggal di dekat lautan, seperti di pesisir, pulau kecil, Antartika, dan masyarakat di bagian selatan global (negara-negara di wilayah Amerika Latin, Afrika, Asia, dan Oceania), yang merupakan sentral dari praktik sosial dan budaya, tradisi, dan gaya hidup.

Sebagaimana diberitakan Pikiranrakyat-tasikmalaya.com dalam artikel, "Simak Alasan Kerusakan Laut Dapat Ancam Keberlangsungan Hidup", akan tetapi, lautan di dunia saat ini sedang terancam, sebagian besar merupakan dampak dari perilaku manusia.

Seiring dengan memburuknya kualitas lautan, demikian pula dengan kualitas kesehatan manusia, khususnya mereka yang tinggal di sekitar laut.

Para peneliti telah melihat secara detail bukti ilmiah terkini yang menunjukkan peran penting lautan bagi kualitas kehidupan di bumi. Mereka juga telah melihat faktor-faktor yang mengakibatkan rusaknya lautan.

Penyebab inti dari kerusakan ini adalah tindakan manusia yang berproses dengan cara yang kompleks, di mana ketika manusia merusak suatu hal di alam, hal tersebut memiliki keterkaitan dengan hal lain yang juga akan ikut rusak.

Baca Juga: BEI Resmikan Galeri Investasi ke-500 di Nusa Tenggara Timur

Misalnya, ketika suhu global meningkat, laju pencairan es pun meningkat. Cairnya es ini akan melepaskan ganggang dan bakteri berbahaya ke perairan yang sebelumnya tidak terkontaminasi.

Kenaikan permukaan laut dan badai pesisir yang semakin ganas mengancam keselamatan penduduk pesisir.

Peningkatan kadar karbon dioksida di atmosfer membuat lautan menjadi asam, sehingga menghancurkan fondasi penting dalam rantai makanan di laut.

Prof. Philip Landrigan, penulis korespondensi dari studi ini dan Direktur Observatorium Polusi Global di Boston College, Massachusetts AS, mengungkapkan, sederhananya, polusi laut adalah masalah global utama, terus berkembang, dan secara langsung memengaruhi kesehatan manusia.

“Banyak orang yang telah mengetahui tentang polusi plastik di lautan, tetapi itu hanya sebagian saja. Penelitian menunjukkan lautan dikotori oleh campuran racun yang kompleks termasuk merkuri, pestisida, bahan kimia industri, limbah minyak bumi, limbah pertanian, dan bahan kimia pabrik yang tertanam dalam plastik," jelasnya.

“Bahan beracun di laut ini kemudian dikonsumsi oleh manusia, khususnya dengan memakan makanan laut yang terkontaminasi,” imbuhnya.

“Kita semua berisiko, tetapi orang yang paling parah terkena dampak adalah komunitas nelayan pesisir, penduduk negara pulau kecil, dan orang-orang di Kutub Utara. Kelangsungan hidup populasi yang rentan ini bergantung pada kesehatan laut," katanya.***

 

Editor: Suryadi

Sumber: Medical News Today Pikiran Rakyat Tasikmalaya

Tags

Terkini

Terpopuler