Dampak Perang Gaza, Banyak Petinggi Militer di Israel Pilih Berhenti

5 Maret 2024, 15:03 WIB
Tentara Israel /

WARTA PONTIANAK - Sejumlah pejabat tinggi juru bicara militer Israel dikabarkan mengundurkan diri karena perang yang sedang berlangsung di Gaza.

“Orang kedua dalam tim Daniel Hagari, Moran Katz, bersama dengan banyak pejabat tinggi lainnya telah mengajukan pengunduran diri sehubungan dengan konflik Gaza,” ujar Channel 14 Israel dalam laporannya.

Baca Juga: Tiongkok sebut Palestina Berhak Gunakan Kekuatan Senjata Melawan Penjajah Israel

“Para pejabat yang mengundurkan diri itu juga termasuk Jenderal Richard Heshit, juru bicara militer Israel untuk urusan media luar negeri,” tambah laporan tersebut pada Senin 4 Maret 2024.

Di antara mereka yang mengundurkan diri adalah orang kedua dalam tim Hagari, Kolonel Butbul, Kolonel Moran Katz, dan Juru Bicara Internasional untuk militer pendudukan Israel, Letnan Richard Hecht.

Laporan tersebut mencatat bahwa Hagari telah ditunjuk sebagai juru bicara militer pendudukan Israel tanpa pernah memegang jabatan apa pun di unit tersebut.

Sebelumnya, media Israel mengungkapkan bahwa perintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk mempersiapkan invasi darat di kota Rafah, Gaza, telah menyebabkan perselisihan yang signifikan antara dia dan para pejabat militer Israel.

Analis politik Channel 12 Israel, Yaron Avraham, menyebutkan bahwa Netanyahu baru-baru ini mendiskusikan kelanjutan operasi militer dengan Kepala Staf Herzi Halevi, yang menunjukkan adanya ketidaksepahaman atas pendudukan Rafah.

Avraham mencatat bahwa Netanyahu menekan militer untuk menemukan solusi cepat sedangkan Halevi bersikeras untuk mengamankan kondisi yang menguntungkan, seperti mengevakuasi daerah tersebut dan berkoordinasi dengan Mesir.

Laporan-laporan Israel dalam beberapa bulan terakhir telah menyoroti perselisihan yang mendalam antara pemerintah dan tentara mengenai manajemen perang dan strategi pasca-perang di Gaza.

Israel telah meluncurkan serangan mematikan di Jalur Gaza setelah serangan oleh gerakan perlawanan Palestina pada 7 Oktober 2023. Pengeboman Israel berikutnya telah menewaskan 30.410 orang dan melukai 71.700 orang lainnya dengan kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan.

Perang Israel telah mendorong 85% penduduk Gaza mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan, sementara 60% infrastruktur daerah kantong tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.

Baca Juga: Rencana Biadab Israel Gunakan Nuklir ke Gaza Dikecam Menlu Retno

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional. Keputusan sementara pada bulan Januari lalu memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan genosida dan mengambil langkah-langkah untuk menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.*

Editor: Faisal Rizal

Tags

Terkini

Terpopuler