Keponakan Donald Trump Sebut Pamannya Punya Gangguan Psikologis

8 November 2020, 05:00 WIB
Ilustrasi Donald Trump. //Pixabay/M. H. /

WARTA PONTIANAK - Di tengah Pilpres AS 2020, Donald Trump terlihat beberapa kali meluapkan kekesalannya di media sosial.

Bahkan atas tingkahnya tersebut, beberapa waktu lalu Trump sempat diolok-olok oleh seorang remaja berusia 17 tahun, Greta Thunberg.

Greta Thunberg menyebut Trump tak mampu mengendalikan manajemen amarahnya.

Tak sampai di situ, kepribadian Trump juga ternyata masuk dalam sebuah buku yang ditulis oleh keponakannya, Mary Trump

Keluarga Trump telah menyadari kondisi petahana dari Partai Republik itu yang tak ragu memperlihatkan ekspresi murka di depan publik.

Sebagaimana diberitakan Mikrofon.id dalam artikel "Keluarga Ungkap Kepribadian Trump yang Derita Gangguan Psikologis", Mary Trump menggambarkan presiden AS ke-45 itu sebagai orang yang kemungkinan besar menderita gangguan psikologis berlipat ganda, yang sangat tidak cocok untuk menjadi presiden.

Mary Trump, yang juga seorang psikolog klinis itu mempercayai bahwa pamannya memenuhi sembilan kriteria narsisme klinis.

Baca Juga: Gisel Mohon Doa agar Kasus Video Syur Mirip Dirinya Cepat Terlewati

Ia juga percaya bahwa Donald Trump mungkin menderita gangguan kepribadian antisosial serta gangguan kepribadian.

Donald Trump terdeteksi sebagai pribadi dengan 'ketidakmampuan belajar yang tidak terdiagnosis, yang selama beberapa dekade telah mengganggu kemampuannya untuk memproses informasi'.

Trump juga dikenal karena gayanya yang kasar dan memiliki kebiasaan menghina orang di depan umum. Trump tampaknya menikmati kondisi itu.

Baca Juga: Dideportasi dari Kuala Lumpur, Seorang Ibu Mengaku 'Kehilangan' sang Suami

“Dia secara psikologis takut akan kelemahan,” kata Peter Trumbore, profesor ilmu politik di Universitas Oakland di Michigan.

Trump menggambarkan dirinya sebagai seorang jenius yang sangat stabil dan jelas bukan seorang rasis.

Bagi Mary Trump, kisah tentang kehidupan awal Donald Trump dan hubungannya dengan ayahnya, dapat menjelaskan sebagian siapa Trump saat ini.

Ayah Donald, Fred Trump Snr, membangun kariernya sebagai maestro real estate pada pertengahan 1900-an melalui proyek konstruksi di Brooklyn dan Queens, New York, serta sebagian Pennsylvania dan Virginia selama Perang Dunia II.

Fred Trump menderita penyakit Alzheimer di tahun-tahun terakhirnya dan meninggal pada tahun 1999. Ibu Donald Trump meninggal setahun kemudian.

Baca Juga: Dikira Bungkusan Bekas Popok Bayi, Seorang Ibu di Lombok Temukan 275 Gram Sabu

Melalui bukunya “Too Much and Never Enough: How My Family Created the World’s Most Dangerous Man” yang dipublikasi tahun ini, Mary Trump menunjukkan sikap Trump yang kerap tak menggubris ayahnya yang keras.

“Cinta tidak berarti apa-apa bagi Fred; dia mengharapkan kepatuhan, itu saja,” kata Mary Trump, dalam buku itu.

Seiring waktu, Donald menjadi takut bahwa meminta dihibur atau mendapat perhatian akan memancing kemarahan atau ketidakpedulian ayahnya.

 “Donald menderita kekurangan yang akan membuatnya terluka seumur hidup,” begitu isi buku yang ditulis Mary Trump.***(Muhammad Fikry Mauludy/Mikrofon.id)

Editor: Suryadi

Sumber: Mikrofon (PRMN)

Tags

Terkini

Terpopuler