Banyak yang Menentang Vaksin Corona, Pangeran Charles Kritik Sejumlah Pelobi

- 17 Maret 2021, 19:44 WIB
Pangeran Charles (kiri) dan putranya Pangeran Harry selama Pertandingan Invictus di Pusat Atletik Lembah Lee di London utara 11 September 2014.
Pangeran Charles (kiri) dan putranya Pangeran Harry selama Pertandingan Invictus di Pusat Atletik Lembah Lee di London utara 11 September 2014. /Neil Hall/Foto: REUTERS

WARTA PONTIANAK - Pangeran Charles dari Inggris mengkritik mereka yang melobi untuk menentang vaksin virus corona, mengatakan suntikan itu dapat “melindungi dan membebaskan” sebagian publik yang paling rentan.

Dalam artikel yang mencakup topik yang luas di Jurnal Kesehatan Masa Depan, di mana dia menyerukan adanya pendekatan yang terintegrasi dalam layanan kesehatan, pewaris tahta Inggris itu juga mengkritik mereka yang bersuara melawan suntikan vaksin COVID-19.

“Siapa yang mengira bahwa di abad ke-21 akan ada upaya lobi yang signifikan menentang vaksinasi, mengingat rekam jejaknya dalam memberantas berbagai penyakit yang mengerikan dan potensinya saat ini untuk melindungi dan membebaskan sebagian dari mereka yang paling rentan di masyarakat kita dari virus corona?” tulisnya.

Baca Juga: Paraguay Krisis Kesehatan, Taiwan Bantu Belikan Vaksin Covid-19

Pangeran berusia 72 tahun itu sempat terkena virus corona pada Maret tahun lalu. Ia, dan anggota senior keluarga kerajaan Inggris lainnya, telah gencar mendukung vaksinasi.

Bulan lalu, Pangeran Charles dan istrinya Camilla (73 tahun) telah menerima dosis pertama dari vaksin COVID-19. sementara Ratu Elizabeth (94 tahun) telah mendorong publik untuk divaksinasi, menegaskan bahwa suntikan itu tidak sakit dan mereka yang ragu-ragu perlu memikirkan orang lain.

Meski demikian, fokus dari artikel pangeran itu, yang dipublikasikan pada Rabu, adalah pesan terkait pentingnya integrasi ilmu pengetahuan, kebijakan publik, dan perilaku pribadi dalam menghadapi isu kesehatan jangka panjang.

“Saya juga meyakini bahwa obat-obatan akan perlu mengkombinasikan ilmu pengetahuan biologis dan kepercayaan, harapan, aspirasi, dan pilihan pribadi,” kata Charles, yang menyerukan pendekatan dengan pikiran terbuka (open-minded) untuk pengobatan non-konvensional yang manfaatnya telah lama ia dukung meskipun terdapat kritik dari berbagai pihak di sektor medis profesional.

Baca Juga: Simpang Siur ED Vaksin Sinovac Dipercepat Hingga Dua Tahun, Ini Penjelasan Kadinkes Kalbar

Pada tahun 2011, seorang profesor pengobatan non-konvensional terkemuka menuduh pangeran telah mempromosikan "perdukunan", mengatakan bahwa dia dan pendukung terapi alternatif lainnya adalah "penjual minyak ular" yang mempromosikan produk tanpa dasar ilmiah. Charles mengatakan dia selalu menganjurkan "yang terbaik dari kedua dunia" untuk menyatukan pengobatan konvensional dan non-konvensional yang berdasarkan bukti dan mencari jalan tengah atas masalah tersebut.

"Hanya dengan begitu kita dapat menghindari perpecahan dan intoleransi di kedua sisi persamaan konvensional/komplementer, di mana di satu sisi, regulasi yang tepat dari terapi akupunktur dan herbalisme medis ditentang, sementara di sisi lain kita menemukan orang-orang yang sebenarnya menentang vaksin yang dapat menyelamatkan kehidupan,” tulisnya, dilansir dari Antara, Rabu 17 Maret 2021.***

Editor: M. Reinardo Sinaga

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah