Uni Eropa Tanggapi Seruan Inggris Atas Tuduhan Nasionalisme Vaksin

- 10 Maret 2021, 20:44 WIB
Ilustrasi vaksin covid-19.
Ilustrasi vaksin covid-19. /Pixabay/wir_sind_klein

WARTA PONTIANAK - Uni Eropa (EU) menanggapi seruan dari Inggris dalam perselisihan atas tuduhan nasionalisme vaksin, yang merupakan hal terbaru dari serangkaian percekcokan antara blok regional itu dan mantan anggotanya sejak meninggalkan EU.

Uni Eropa akan mengirim kuasa hukum Nicole Mannion, yang secara efektif menjadi wakil duta besar Uni Eropa untuk Inggris, ke pertemuan pagi dengan wakil tetap kementerian luar negeri Inggris Philip Barton, kata seorang pejabat Uni Eropa.

Perselisihan terbaru itu disebabkan oleh penolakan Presiden Dewan Eropa Charles Michel atas tuduhan "nasionalisme vaksin" yang dilontarkan terhadap Uni Eropa. Michel juga berkomentar bahwa Inggris sendiri dan Amerika Serikat telah melarang ekspor vaksin COVID-19.

Baca Juga: Indonesia Dibantu China Menjadi Pusat Produksi Vaksin Asia Tenggara

Dilansir dari Antara, Rabu 10 Maret 2021, pemerintah Inggris membalas komentar Presiden Dewan Eropa itu dengan mengatakan bahwa klaim yang menyebut Inggris mengeluarkan larangan atau pembatasan ekspor vaksin adalah "sepenuhnya salah".

Perpanjangan masa tenggang sepihak Inggris pada pemeriksaan impor makanannya ke Irlandia Utara, yang menurut Uni Eropa melanggar ketentuan kesepakatan perceraian Brexit, telah memperburuk hubungan antara EU dan Inggris.

Hubungan kedua belah pihak juga diperburuk dengan adanya langkah awal Uni Eropa pada Januari untuk mengontrol perdagangan yang melintasi perbatasan ke Irlandia Utara dari Irlandia.

Baca Juga: Berusia 96 Tahun, Mantan PM Malaysia Mahatir Mohamad Jadi Penerima Vaksin Tertua

Komentar dari penasihat utama Inggris David Frost pada Minggu 7 Maret 2021, yang mengatakan bahwa Uni Eropa harus melepaskan niat buruknya terhadap Inggris juga telah membuat hubungan kedua pihak tidak berjalan dengan baik.

"Kami tidak pernah merajuk, kami tidak bertindak berdasarkan suasana hati," demikian tanggapan dari Komisi Eropa, yang mewakili 27 negara Uni Eropa dalam menangani hubungan dengan Inggris.***

Editor: M. Reinardo Sinaga

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x