Dalam sebuah posting Facebook 2015, Ismail mendesak orang Melayu untuk memboikot bisnis yang dijalankan oleh etnis Tionghoa, kata media.
Dia kemudian menghapus postingan tersebut dan mengklarifikasi bahwa komentar tersebut ditujukan pada bisnis China yang menolak untuk memotong harga barang, meskipun ada penurunan harga minyak pada saat itu.
Dia juga diinterogasi oleh polisi atas postingan tersebut.
Baca Juga: Taliban Desak Warga Afghanistan untuk Meninggalkan Bandara Kabul
Pada tahun 2018, Ismail kembali memicu kemarahan setelah menuduh oposisi Partai Aksi Demokratik, yang anggotanya sebagian besar etnis Tionghoa, bertujuan untuk menghilangkan hak-hak khusus orang Melayu dan keunikan Islam.***