Terbangkan Drone di Atas Gaza untuk Bantu Israel, Ini Pengakuan AS

- 4 November 2023, 15:58 WIB
Ilustrasi Drone
Ilustrasi Drone /Foto : Pixabay/powie

WARTA PONTIANAK - Untuk pertama kalinya, Amerika Serikat mengakui bahwa pihaknya menerbangkan pesawat tanpa awak atau drone di atas Gaza untuk memata-matai wilayah pesisir Palestina yang sedang digempur oleh pasukan Zionis Israel.

Junir Pentagon Brigjen Pat Ryder mengatakan drone dioperasikan untuk “mendukung upaya pembebasan tawanan”.

Baca Juga: Begini Nasib Perusahaan yang Mendukung Israel di Qatar

Pengoperasian drone-drone tersebut dimulai setelah serangan 7 Oktober terhadap Israel dimulai oleh Hamas, kata Ryder dalam pernyataan, Selasa 31 Oktober 2023.

Pengakuan tersebut dibuat setelah para reporter menemukan jejak penerbangan drone di situs-situs web pelacak penerbangan. MQ-9 Reapers, drone yang biasa diterbangkan oleh pasukan khusus Amerika Serikat, terpantau terbang di atas Gaza di website Flightradar24.

Tipe drone yang sama sebelumnya dipakai oleh pasukan Amerika untuk melakukan serangan-serangan udara di Afghanistan, tetapi seringkali dipakai sebagai drone pengintaian disebabkan kemampuannya untuk “berkeliaran” di udara selama 20 jam dalam sekali penerbangan.

Beberapa pejabat militer AS yang tidak diungkapkan identitasnya mengatakan kepada New York Times bahwa drone dipakai bukan untuk membantu mengkoordinasikan serangan Israel di dan sekitar Gaza. Mereka mengatakan drone dipakai untuk mengumpulkan informasi yang akan diberikan kepada Israel untuk upaya penyelamatan orang-orang yang ditawan Hamas.

Baca Juga: China Hapus Nama Israel di Peta Digitalnya, Hanya Tertulis Yerussalem

Drone tersebut bukan satu-satunya alat perang milik AS yang dapat dikendalikan dari jarak jauh yang dioperasikan di kawasan itu.

Hari Kamis, US Navy mengumumkan pihaknya sudah menembakkan amunisi dari sebuah unmanned surface vehicle (USV) – kendaraan laut sejenis speedboat – di perairan internasional di Laut Arab.

Dalam sebuah pernyataan, US Navy mengatakan bahwa uji coba yang dilakukan pada 23 Oktober merupakan penembakan amunisi tempur pertama kalinya dari sebuah USV di Timur Tengah.

US Navy juga mengatakan bahwa perkembangan itu menaikkan kemampuan militer Amerika di kawasan Timur Tengah ke tingkat lebih tinggi.

Bulan lalu, US Navy mengatakan pihaknya sudah menjatuhkan beberapa drone dan roket yang ditembakkan dari Yaman yang tampaknya diarahkan ke Israel.

Amerika Serikat juga sudah mengirim dua kapal tempur ke Laut Mediterania, mengatakan bahwa pengerahan kedua kapal itu akan mencegah pertempuran Hamas dan Israel meluas.

Dalam pidato hari Jumat, pemimpin Hizbullah memperingatkan AS untuk tidak menggunakan kapal perangnya untuk melancarkan serangan kelompok bersenjata Libanon itu.

Baca Juga: Pejuang Al-Qassam Sukses Tembak Mati 315 Tentara Israel, 240 Orang Masih Ditawan

“Armada laut kalian di Mediterania tidak membuat kami takut dan tidak akan pernah membuat kami takut,” kata Hassan Nasrallah.***

Editor: Faisal Rizal

Sumber: BBC


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah