WARTA PONTIANAK – Pada tahun 1790, Presiden George Washington menandatangani Undang-Undang Kediaman Presiden, yang menetapkan lokasi ibukota baru Amerika Serikat di tepi Sungai Potomac.
Sebuah sayembara desain diadakan untuk memilih arsitektur terbaik untuk "Istana Presiden", dan desain James Hoban, seorang arsitek Irlandia, dengan gaya Palladian yang terinspirasi dari bangunan-bangunan klasik Yunani dan Romawi, terpilih sebagai pemenang.
Pembangunan dan Tantangan
Pembangunan Gedung Putih dimulai pada tahun 1792 dengan batu pertama diletakkan pada tanggal 13 Oktober.
Proses pembangunannya memakan waktu delapan tahun dan diwarnai dengan berbagai tantangan, seperti kekurangan dana dan material, serta perubahan desain. Batu pasir putih yang digunakan untuk konstruksinya didatangkan dari Virginia dan Maryland.
Penghuni Pertama dan Peristiwa Bersejarah
Presiden John Adams dan istrinya, Abigail Adams, menjadi penghuni pertama Gedung Putih pada tahun 1800.
Sejak saat itu, Gedung Putih menjadi saksi bisu berbagai peristiwa penting dalam sejarah Amerika Serikat, seperti:
Perang tahun 1812, di mana pasukan Inggris membakar Washington D.C., termasuk sebagian besar Gedung Putih.
Perang Saudara Amerika, di mana Presiden Abraham Lincoln memimpin negara dari Gedung Putih dan mengeluarkan Proklamasi Emansipasi yang membebaskan budak.
Pembunuhan Presiden John F. Kennedy di luar Gedung Putih pada tahun 1963.
Baca Juga: Tak Bayar Tagihan Listrik, Gedung Parlemen Ghana Diputus saat Rapat
Renovasi dan Perluasan
Seiring dengan perkembangan zaman dan kebutuhan, Gedung Putih mengalami beberapa kali renovasi dan perluasan.
Sayap Barat ditambahkan pada tahun 1902 untuk menampung staf dan ruang kerja presiden. Sayap Selatan ditambahkan pada tahun 1927 untuk meningkatkan ruang publik dan tempat tinggal keluarga presiden.
Bangunan Eisenhower Executive Office Building ditambahkan pada tahun 1961 untuk menampung kantor staf senior presiden.
Fakta Menarik dan Simbolisme
Gedung Putih memiliki 132 kamar, 35 kamar mandi, 147 jendela, 412 pintu, 28 perapian, dan 8 tangga. Luas totalnya mencapai 55.000 kaki persegi.
Warna putihnya berasal dari cat kapur yang digunakan untuk melapisi batu pasirnya.
Baca Juga: Gedung Dinas Kominfo Kayong Utara Terbakar
Gedung Putih memiliki berbagai ruangan ikonik, seperti Ruang Oval, Ruang Kabinet, Ruang Biru, dan Ruang Makan Negara.
Gedung Putih tidak hanya menjadi tempat tinggal dan kantor presiden, tetapi juga simbol kekuatan dan demokrasi Amerika Serikat.
Setiap tahun, jutaan orang dari seluruh dunia mengunjungi Gedung Putih untuk melihat langsung simbol penting ini.
Lebih dari Sekadar Bangunan
Gedung Putih bukan hanya sebuah bangunan, tetapi juga sebuah saksi bisu sejarah dan simbol kekuatan, demokrasi, dan kepemimpinan Amerika Serikat.
Baca Juga: Kayong Utara Dibangun Dua Gedung SMA, Ini Kata Gubernur Sutarmidji
Di balik tembok putihnya, terdapat cerita tentang perjuangan, pencapaian, dan tragedi bangsa. Gedung Putih terus menjadi landmark ikonik yang menarik perhatian dan rasa ingin tahu dunia. ***