Wakili Kalbar, Margaretha Mala dan Jarot Winarno Raih KEHATI Award 2020

27 November 2020, 17:34 WIB
Logo Kehati /kehati.or.id/

WARTA PONTIANAK – Yayasan KEHATI mengumumkan peraih KEHATI Award ke-9 tahun 2020 yang mengusung tema “Promoting Biodiversity Heroes”. Penghargaan ini ingin mengangkat sosok pahlawan peduli keanekaragaman hayati dan lingkungan Indonesia. Kalbar menyabet dua penghargaan sekaligus, yakni Margaretha Mala dari Kapuas Hulu dan Jarot Winarno, Bupati dari Sintang.

Di tengah banyaknya tantangan dan problematika lingkungan yang dihadapi oleh Indonesia, seperti dampak dari disahkannya omnibus law, dan pembukaan food estate di beberapa wilayah di Indonesia, KEHATI Award diharapkan dapat menjadi angin segar dan tetap menjaga optimisme pelestarian keanekaragaman hayati dan lingkungan di Indonesia.

Sejak diluncurkan pada 16 Januari 2020, Yayasan KEHATI menerima 153 pendaftar KEHATI Award 2020 dari 29 provinsi di Indonesia. Para kandidat kemudian melalui tahap penjurian yaitu seleksi administrasi, verifikasi lapangan, dan penilaian akhir oleh tim juri.

Baca Juga: Diprotes Masyarakat, PPK Langsung Awasi Proyek Peningkatan Jalan Lingkungan di Sungai Pinyuh

Beberapa tokoh dari berbagai sektor dipilih untuk menjadi dewan juri KEHATI Award 2020, yaitu Direktur Institute for Sustainable Earth and Resources, Universitas Indonesia sekaligus Ketua Juri KEHATI Award 2020 Prof. Jatna Supriatna, Direktur Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia Hasan Fawzi, dan yang lainnya.

“Yayasan KEHATI sangat bangga dapat menampilkan para pejuang keanekaragaman hayati dan lingkungan hidup di ajang KEHATI Award 2020 ini. Sesuai dengan visi KEHATI, maka atas jasa merekalah alam Indonesia bisa lestari, tidak hanya bagi manusia kini, namun juga bagi masa depan anak negeri. Kami berharap KEHATI Award yang ke-9 ini dapat menumbuhkan dan mendorong minat seluruh komponen bangsa Indonesia untuk lebih mempedulikan,mencintai, dan mengambil peran dalam upaya pelestarian keanekaragaman hayati,” ujar Direktur Eksekutif Yayasan KEHATI Riki Frindos dalam keterangan tertulis yang diterima Warta Pontianak, Jumat 27 November 2020.

Kategori Prakarsa Kehati ditujukan untuk perorangan atau kelompok/organisasi dari komunitas masyarakat lokal, seperti masyarakat adat, rukun warga desa, Karang Taruna, Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), Organisasi non-pemerintah (Ornop) atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), serta kelompok lain yang berbasis masyarakat lokal.

Kategori ini diraih oleh Rubama M. seorang perempuan dari Aceh yang berhasil mengorganisir dan mendampingi kelompok perempuan di Kampung Damaran untuk melakukan konservasi di kawasan ekosistem Leuser, yang telah rusak parah akibat pembalakan liar dan pembukaan lahan pada tahun 2015.

Baca Juga: Walikota Pontianak Apresiasi BUMN dan BUMD Ikut Hijaukan Kota Pontianak

Kategori Pamong Kehati yaitu penghargaan untuk perorangan atau unit/bagian dari suatu lembaga kedinasan, badan pelayanan publik atau instansi pemerintahan/lembaga negara di tingkat pusat ataupun di daerah (provinsi, kabupaten, kota, kecamatan atau desa). Kategori ini diraih oleh, Bupati Kabupaten Sintang Kalimantan Barat periode 2015-2020 H. Jarot Winarno, M.Med.Ph, untuk Program Rencana Aksi Daerah Sintang.

Kabupaten Sintang memiliki sumber daya hutan yang terjaga. Hal ini terlihat dari luasan tutupan hutan yang masih baik. Kabupaten Sintang di bawah Kepemimpinan Bupati Jarot Winarno (periode 2015 – 2020) memiliki visi pembangunan berkelanjutan yang kuat. Visi tersebut diwujudkan dalam bentuk kebijakan daerah dan program-program yang dijalankan oleh Pemerintah Kabupaten Sintang.

Bersandar kepada Peraturan Bupati, H Jarot menjalankan Rencana Aksi Daerah Sintang Lestari, atau RAD-SL, termasuk pembuatan paduan reorientasi arah dan semangat pembangunan Kabupaten Sintang, dan memprioritaskan program dan kegiatan yang berhubungan dengan pembangunan berkelanjutan.

Program pengelolaan hutan secara lestari didorong dengan menerbitkan Peraturan Bupati dalam hal tata cara pembukaan lahan, dan pengelolaan sawit lestari melalui Rencana Induk Perkebunan, dan mendorong pemegang izin menerapkan prinsip berkelanjutan sesuai Protokol RSPO maupun kebijakan ISPO.

Baca Juga: Edhy Prabowo Resmi Ajukan Pengunduran Diri ke Presiden Jokowi

Capaian dari kebijakan dan program ini dengan berhasil menjaga sumber daya alam tetap berkelanjutan khususnya dalam menjaga tutupan hutan seluas 865.000 ha, baik yang berada di Kawasan Hutan maupun Areal Penggunaan Lain. Strategi keberlanjutan yang dijalankan oleh H. Jarot juga berhasil melahirkan Kepemimpinan hijau (green leadership) di tingkat komunitas masyarakat maupun di tingkat birokrasi pemerintah maupun sektor-sektor sosial lainnya.

Kategori Inovasi Kehati yaitu perseorangan atau kelompok/unit usaha dari sektor usaha kecil, usaha menengah, dan start-up. Kategori ini diraih oleh PT. Karya Dua Anyam, dengan kegiatan memberdayakan perempuan Indonesia melalui anyaman dengan memanfaatkan keanekaragaman hayati lokal dari Nusa Tenggara Timur (NTT).

Du Anyam memberikan pelatihan peningkatan kualitas, peningkatan desain, peningkatan nilai tambah, hingga akses pasar dengan serapan mencapai 3.000 produk per bulan. Du Anyam menggunakan bahan anyaman berbasis serat alami yang menjadi ciri khas wilayah setempat. Du Anyam menerapkan sistem panen lestari, dimana panen hanya dilakukan pada periode tertentu guna memastikan pohon atau tumbuhan dapat tumbuh secara terus menerus.

Baca Juga: Sepekan, Polrestro Jakarta Selatan Behasil Ungkap 21 Kasus Narkoba

Kategori Cipta Kehati ditujukan untuk perorangan atau kelompok/institusi dari dunia ilmu pengetahuan dan teknologi atau masyarakat ilmiah, baik insan akademik (perguruan tinggi, institut pendidikan, sekolah) maupun para peneliti dari lembaga penelitian dan pengembangan.

Kategori ini diraih oleh Dr. Ir. Pande Ketut Diah Kencana dari Bali dengan kegiatan konservasi bambu lokal Bali menjadi nilai ekonomi dengan melakukan sosialisasi dimulai dari pembibitan, budidaya, teknik tebang pilih buluhnya, pengolahan rebung serta pendampingan ekonomi berkelanjutan.

Kegiatan budidaya bambu tabah sudah dilakukan secara intensif sejak 17 tahun lalu, setelah selesai dilakukan pengkajian tahun 2003. Pembinaan juga dilakukan mulai tahun 2010 melalui 2 sistem, yaitu hulu dan hilir, dimana kegiatan di hulu (on-farm) meliputi aktivitas petani dari pembibitan, penanaman dan budidaya yang baik, sampai panen rebung dan buluh bambu. Sedangkan kegiatan di hilir (off-farm) adalah pengelolaan Koperasi yang anggotanya adalah para petani dan istri petani pembudidaya bambu tabah.

Baca Juga: Kira-Kira Berapa Jumlah Pohon di Kota Pontianak?

Lokasi kegiatan yang dikembangkan dapat ditemui pada dua wilayah utama, yaitu di Kecamatan Pupuan Kabupaten Tabanan, meliputi 14 desa, dengan jumlah petani ± 800 petani. Rata-rata petani tersebut memiliki 10-50 rumpun, dengan luasan tertanam sekitar 80 ha.

Kategori Citra Kehati adalah penghargaan untuk perorangan atau kelompok/organisasi dari kalangan media dan komunikasi massa (termasuk jurnalis media cetak dan elektronik) serta pekerja seni dan budaya. Kategori ini diraih oleh Samsudin dari Jawa Barat dengan kegiatan dongeng keliling menggunakan sepeda, mengunjungi 13 provinsi untuk edukasi mengenai pelestarian satwa langka Indonesia pada anak- anak.

Samsudin adalah seorang guru SD Inpres yang berdomisili di Jawa Barat. Dia rela meninggalkan pekerjaannya agar dapat mengedukasi anak-anak melalui media wayang kardus. Samsudin merupakan sosok yang sederhana, berkeinginan kuat, dan konsisten untuk mendongeng walaupun dengan kondisi atau sumber daya terbatas. Cita- citanya sangat kuat untuk mengenalkan kekayaan alam Indonesia ke generasi muda, terutama terkait isu pelestarian satwa langka. Samsudin merasa isu pelestarian satwa langka yang dia bawakan semakin relevan di tengah pandemic covid-19 ini.

Baca Juga: Polisi Libatkan Seluruh Instansi, Atasi Permasalahan Prostitusi Anak

Kemampuan dan kegigihan Samsudin dalam mendongeng patut diapresiasi. Dimulai dari tahun 2016, Samsudin menjangkau 13 provinsi seperti Jawa Barat, Banten, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Jateng, Jatim, NTB, Lampung, Bengkulu, Jambi, Sumut, DI Aceh dan Kaltim. Walau dengan keterbatasan dana, Samsudin tetap berkeliling Indonesia untuk mendongeng tentang konservasi satwa liar kepada anak-anak.

Kategori Tunas Kehati diberikan kepada perseorangan atau kelompok remaja nusantara, atau mahasiswa. Kategori ini diraih oleh Margaretha Mala, Pengrajin Muda Tenun Dayak, Kalimantan Barat yang mengusung Dara Labu Anya Ngemata Ka Pengawa Ari Aki-Inek Kitai Bansa Iban Ngan Ngenanka Menua (Srikandi Pelestari Tradisi dan Konservasi) melalui kegiatan “Nenun”.

Margaretha Mala adalah sosok yang dekat dengan tumbuhan – tumbuhan di daerahnya. Kecintaannya terhadap tenun juga sangat besar. Mala berhasil memadukan keduanya melalui inovasi kegiatan yang dia bangun, yakni Dara Labu Anya Ngemata Ka Pengawa Ari Aki-Inek Kitai Bansa Iban Ngan Ngenanka Menua* (Srikandi Pelestari Tradisi dan Konservasi). Kegiatan ini sangat unik dan menarik, karena selain menitikberatkan pada pada aspek tradisi, kegiatan ini juga tetap berfokus pada kegunaannya. Melalui kegiatan ini, Mala mampu melestarikan adat istiadat sekaligus memberdayakan perekonomian kaum perempuan di daerahnya.

Baca Juga: Bebas dari RSKO, Dwi Sasono Langsung Dipeluk Mesra Widi AB Three

Pembina Yayasan KEHATI Prof. Emil Salim melihat, bahwa apa yang dilakukan oleh para pahlawan lingkungan ini sejalan dengan konsep pembangunan berkelanjutan.

“Peningkatan sektor ekonomi harus tetap sejalan dengan program pelestarian lingkungan hidup, dimana pemanfaatan keanekaragaman hayati harus memiliki nilai berkeadilan dan berkelanjutan,” tutupnya.***

 

Editor: M. Reinardo Sinaga

Tags

Terkini

Terpopuler