Ini Strategi Jitu yang Dilakukan Dinas Kesehatan Kalbar Atasi Anemia di Kalangan Remaja Putri

13 Maret 2023, 19:34 WIB
Anemia di kalangan remaja putri masih tinggi /Mordik/

WARTA PONTIANAK – Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, saat ini masih terus berupaya menekan tingginya prevalensi anemia kalangan remaja putri.

Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah kepatuhan remaja putri dalam mengkonsumsi tablet tambah darah.

Data Riskesdas menunjukan semakin meningkatnya prevalensi anemia pada ibu hamil, dimana pada tahun 2013 sebesar 37,1 menjadi 48,9 persen di tahun 2018.

Akibatnya, ibu hamil yang mengalami anemia beresiko tinggi untuk melahirkan bayi premature, bayi dengan berat lahir rendah, dan juga mengalami kematian.

Menyikapi hal tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimatan Barat, Hary Agung Tjahyadi mengakui, anemia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat.

Untuk itu Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar menerapkan inovasi "Sehat Membara", yang artinya setiap hari Jumat minum obat tambah darah di sekolah yang diperuntukkan bagi remaja putri.

Selain itu, pemerintah juga telah melakukan berbagai upaya melalui kampaye pendidikan gizi seimbang, fortifikasi pangan melalui Isi Piringku, dan suplementasi Tablet Tambah Darah (TTD).

“Suplementasi Table Tambah Darah mulai dilaksanakan pada tahun 2015 dengan minum TTD 1 tablet per minggu sepanjang tahun, bagi remaja putri usia 12–18 tahun yang berada di jenjang pendidikan SMP dan SMA sederajat,” ungkap Hary Agung Tjahyadi.

Baca Juga: Kaya akan Gizi dan Nutrisi, Ini Lima Manfaat Ikan Bandeng untuk Kesehatan Tubuh

Trend persentase remaja putri mendapatkan Tablet Tambah Darah di Provinsi Kalimantan Barat berdasarkan data Sistem Informasi Gizi Terpadu (Sigizi Terpadu) mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2019 sebesar 12,9 persen, tahun 2020 sebesar 23,19 persen dan di tahun 2021 sebesar 35 persen dengan target nasional 52 persen.

Remaja adalah periode sensitive kedua untuk pertumbuhan fisik yang cukup pesat. Pada fase ini juga terjadi perubahan psikososial dan emosional yang cukup mendalam serta tercapainya kapasitas intelektual dan kemampuan kognitif.

Baca Juga: Ramalan Shio Monyet Jumat 23 Juli: Anda Perlu Diskusikan dengan Dokter dan Ahli Gizi

“Kelompok usia remaja sangat rentan untuk mengalami masalah gizi kurang maupun gizi lebih,” katanya.

Diperkirakan hampir sepertiga remaja puteri Indonesia akan memasuki fase kehamilan dalam keadaan kurang gizi atau sebagai ibu hamil beresiko tinggi karena kelebihan berat badan (Overweight). ***

Editor: Yuniardi

Tags

Terkini

Terpopuler