WARTA PONTIANAK - Wiwin (21) beserta keluarga saat ini tinggal di adalah di Jawa Barat ini adalah bagian dari agama minoritas yang disebut Sunda Wiwitan, yang menghormati alam dan pemujaan leluhur.
Baca Juga: Megawati Akui Sering Di-Bully
Dia mengatakan sedang menghadapi tekanan tanpa henti di sekolah menengah untuk mengenakan "jilbab", pakaian longgar yang dikenakan oleh beberapa wanita Muslim, yang menutupi kepala, leher dan dada.
"Saya selalu menangis setelah sekolah, karena ada sekelompok guru bertanya apa agamamu… siapa Tuhanmu… di mana kitab sucimu?” Wiwin menceritakan.
Baca Juga: Penuhi Syarat Ini untuk Menerima BLT UMKM Rp2,4 Juta dari Kemenkop UKM
“Saat pelajaran agama, guru saya bilang, pakai hijab. Saya merasa rendah diri… saat jam istirahat, teman-teman saya kadang memanggil saya kafir [non-Muslim]. ”
Dia mengatakan kepada Al Jazeera salah satu gurunya mengancam akan memberinya nilai gagal jika dia tidak mengenakan jilbab.
“Sekolah saya adalah sekolah umum. Semua agama harus bisa sekolah tanpa dipaksa memakai jilbab, itu hak pribadi kita,” ujarnya.