Dengan Symposium Kebangsaan, Mahasiswa Dapat Bersaing di Era Globalisasi

- 23 Juli 2022, 13:20 WIB
Kegiatan Symposium Kebangsaan
Kegiatan Symposium Kebangsaan /Adi/

WARTA PONTIANAK – Dewan Mahasiswa (Dema) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak menggelar Symposium Kebangsaan.

Kegiatan yang bertemakan "Penguatan Empat Pilar Kebangsaan untuk Mahasiswa IAIN Pontianak" itu itu diikuti sebanyak 150 peserta, yang berlangsung di Aula Syekh Abdul Rani Mahmud IAIN Kota Pontianak.

Wakil Ketua Umum Dema FEBI IAIN Pontianak, Fahrul Nazmi mengharapkan agar mahasiswa IAIN dapat bersaing di era globalisasi tanpa melupakan pilar-pilar kebangsaan.

Menurutnya, mahasiswa harus memiliki kompetensi yang berstandar global.

"Sebab kita sekarang ini memasuki era globalisasi, dan untuk menghadapi hal tersebut kita harus paham pilar-pilar kebangsaan kita," katanya.

Dengan mengerti pilar kebangsaan Indonesia, mahasiswa dan seluruh elemen pendidikan dapat bersimbiosis dengan baik kepada bangsa dan negara.

Pada kesempatan yang sama, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) IAIN Pontianak, Dr. Cucu menyebutkan bahwa generasi saat ini merupakan calon pemimpin bangsa.

"Jadi mereka harus berbekal ilmu pengetahuan mengenai pancasila. Dengan demikian, symposium kebangsaan ini merupakan momentum mereka dalam menguatkan pendalaman wawasan tentang pancasila," kata Cucu.

Untuk itu, Ia berharap dengan materi yang telah disampaikan pemateri apda symposium kebangsaan ini. Bisa membut wawasan mahasiswa IAIN meningkat.

Baca Juga: Anggota Polres Bengkayang Diberikan Wawasan Kebangsaan

"Sehingga mahasiswa dapat bersikap dan mengimplementasikan pancasila dalam kehidupan di masyarakat," tutupnya.

Anggota DPR RI komisi X Fraksi Golkar Dapil Kalimantan Barat II, DR. Drs. Adrianus Asia Sidot., M. Si meminta mahasiswa untuk mengaplikasikan pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Menurutnya, mahasiswa merupakan  generasi muda yang lebih mengetahui dan memahami tentang pancasila sebagai dasar dan ideologi negara tentang undang-undang dasar 1945 sebagai konstitusi negara.

"Karena negara kita, negara kesatuan dan Bhineka Tunggal Ika karena memang krelitas kita sebagai bangsa terdiri berbagai suku bangsa, agama, dan adat istiadat," ujarnya.

Melalu sosialisasi ini, Adrianus berharap kesadaran mahasiswa untuk tetap memegang teguh nilai-nilai pancasila, dan mengimplemetasi dalam kehidupan mereka sehari-hari lebih tinggi lagi.

"Saya kurang setuju, kalau rasa nasionalisme kita berkurang hanya memang perlu ada, ibarat aki itu perlu di cas lagi disegarkan, disadarkan, ditingkatkan lagi," ungkapnya.

Baca Juga: Soal Ucapan Kalimantan Tempat Jin Buang Anak, Pendiri UNU Kalbar Sebut Edy Tak Paham Wawasan Kebangsaan

Menurutnya, tantangan di era globalisasi ini banyak sekali nilai-nilai dari luar yang masuk yang bertentangan dengan nilai pancasila.

Untuk itu, Ia menegaskan generasi muda harus dibentengi dengan idiologi, pancasila inikan lahirnya di bangsa Indonesia. 

"Sosialisasi pancasila ini ditingkatkan terutama pembelajaran pancasila disekolah, mulai dari anak usia dini mulai di ajarkan. Kita berharap meraka inilah penerus NKRI meneruskan memperjuangkan kemerdekaan. Pemeritah melakukan pembelajaran pancasila sejak anak usia dini mulai TK sampai kepeguruan tinggi," tuturnya.

Danrem 121/Abw Brigjen TNI Pribadi Jatmiko menilai bahwa Mahasiswa merupakan agen perubahan, dimana dalam sejarahnya peran pemuda sangat tinggi dalam negara ini.

"Dari zaman bung tomo dengan sumpah pemudanya, zamannya bung karno dengan kemerdekaan, itu artinya pemuda itu berperan penting pada negara," katanya.

Kaitan dengan itu, Dikatakan Brigjen TNI Pribadi Jatmiko tantangan pemuda hari ini bukan semakin ringan. Akan tetapi malah semakin berat, dengan perkembangan teknologi saat ini.

Baca Juga: Polemik Tes Wawasan Kebangsaan, Koalisi Masyarakat Sipil Minta Wawasan Antikorupsi Firli Bahuri Diuji

"Ya ada istilah yang trend yakni ambigu, dimana dalam artian dunia penuh ketidakpastian. Yang mana inilah yang menjadi tantangan mahasiswa sebagai agen perubahan," ungkapnya.

Oleh karena itu, mahasiswa harus siap dengan tantangan zaman. Karena hukum alam, siapa yang kuat di yang menang dan siapa yang benar dia yang menang.

"Untuk itu, mahasiswa harus membawa wawasan. Karena kedepan akan lebih didominasi oleh teknologi informasi dan bahasa yang berkembang pesat," tegasnya.

Ia meminta mahasiswa agar dapat menguasai teknologi dan berbagai bahasa asing, minimal satu bahasa asing. ***

Editor: Yuniardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x