Network
WARTA PONTIANAK - Ketua RT 05, Dusun Penyeladi Hilir, Desa Penyeladi, Kecamatan Kapuas, Kabupaten Sanggau Ade Burhanuddin mengaku, sejak Ade Burhanuddin, Desa Inggis, Kecamatan Mukok, banyak warganya yang mengalami sakit kulit. Sakit kulit yang dialami warganya itu menyebabkan sekujur tubuh gatal-gatal.
"Termasuk saya sendiri kena gatal-gatal. Tiap hari saya minum obat gatal-gatal. Sejak ada mereka kami tidak pernah begini, baru kali ini sejak mereka nambang di sungai kami gatal-gatal," kata Ade Burhanuddin yang ikut aksi unjuk rasa tolak beroperasinya PT. SPM di sungai Kapuas, Selasa 5 September 2023.
Tidak hanya itu, dampak dari penambangan emas PT. SPM ini, lanjut Ade Burhanuddin, warga di pesisir sungai Kapuas yang selama ini menggantungkan hidupnya sebagai nelayan, sangat kesulitan mendapatkan ikan di sungai.
Baca Juga: Gelar Demo, Warga Lima Desa di Sanggau Desak Pemkab Usir PT SPM yang Cemari Sungai
"Gimana mau dapat ikan air keruh macam itu. Otomatiskan kami sudah tidak bisa lagi nyari ikan," ungkap Ade sapaan akrabnya.
Bersama ratusan warga di lima desa lainnya, Ade mendesak Pemerintah mengusir PT. SPM dari wilayah Kabupaten Sanggau.
"Kami minta usir mereka, jangan sampai merusak sungai kami," tegasnya.
Hal senada disampaikan sesepuh warga Desa Nanga Biang, Meon. Orang tua paruh baya tersebut meminta pemerintah mendengar aspirasi mereka. Mereka pun mengaku siap melawan dengan kekerasan jika apa yang mereka sampaikan tidak didengar oleh Pemerintah.
"Kalau (aspirasi) ini tidak ada tanggapan, jangan salahkan kami kalau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Kami minta pemerintah maupun aparat keamanan jangan ikut campur kalau kami bentrok," pungkasnya.***(Abang Indra)
