Network
Baca Juga: Pasien Penderita Stroke Tewas usai Melompat dari Lantai Lima RSUD Tarakan Jakarta
"Ya memang banyak dan mudah di akses di kalangan pengguna sosial media, dan sudah sewajarnya menjadi ke khawatiran banyak pihak, karena dapat merusak mental generasi muda jika tidak segera ditindak oleh aparat terkait," tutur Harlisa saat di wawancarai via telepon.
Harlisa menilai, maraknya aktifitas ini tak lepas dari minimnya kegiatan razia oleh pihak terkait dan Pemerintah Kabupaten Ketapang. Apalagi ini memang menjadi tugas dari banyak pihak untuk dapat meminimalisir dan menindak tegas para pelaku, serta memberikan pembinaan agat tidak mengulangi perbuatannya.
Baca Juga: Tak Mau Dompetnya Kosong, Residivis Ini Kembali Ditangkap Polisi karena Mencuri
Isa Anshari selaku tokoh masyarakat Ketapang menegaskan, pihaknya akan segera melakukan tindakan sweeping sendiri jika dalam waktu dekat tak ada aksi penertiban dan tindakan tegas apparat, terkait prostitusi online dan lokasi cafe remang-remang di Kabupaten Ketapang, karena sudah sangat meresahkan tanpa ada tindakan dari pemerintah.
"Kami sampai saat ini tetap pada komitmen awal, yaitu menolak adanya aktifitas prostitusi online dan hotel yang memberikan fasilitas seperti itu. Seperti beberapa nama hotel yang sudah kami kantongi, serta kawasan cafe remang-remang yang di duga kuat menjadi lokasi prostitusi berkedok usaha café," tegasnya.
Isa sangat mendukung KPPAD untuk mendorong pemerintah dan aparat kepolisian, agar kegiatan maksiat ini dapat segera di tindak dan di berantas di Kabupaten Ketapang.
Baca Juga: Pasca Demo Omnibus Law Berujung Ricuh, Kapolda Kalbar Klarifikasi ke Rektor Untan
Perlu diketahui, aparat kepolisian beralasan sedang fokus pengamanan pilkada saat dimintai keterangan, sementara Satpol –PP Kabupaten Ketapang berkilah tidak memiliki anggaran untuk melakukan razia dan pembinaan terkait permasalahan ini. ***
