Aktivitas Gunung Merapi, Kesiapan Tempat Evakuasi yang Aman Covid-19 Juga Diperhatikan

13 November 2020, 16:07 WIB
Para warga dari beberapa dusun ditampung di tempat evakuasi /Humas BNPB/WARTA PONTIANAK

WARTA PONTIANAK – Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) meningkatkan status aktivitas vulkanik Gunung Merapi yang berada di perbatasan wilayah administrasi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah menjadi level III.

Warga yang tercatat dalam kelompok rentan pun telah dievakuasi terlebih dahulu. Pemerintah antar desa juga telah membuat kesepakatan tempat warga harus mengungsi. Ini menjadi bagian dari sister village dalam penanggulangan bencana.

Hal tersebut ditunjukkan ketika warga kelompok rentan dari Dusun Badadan I, Desa Paten, diterima oleh Desa Banyurojo, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang.

Baca Juga: Kesiapsiagaan Menghadapi Potensi Erupsi Gunung Merapi, Pastikan Informasi Hanya dari BPPTKG

Sekretaris Desa Banyurojo Agus Firmansah menyampaikan pihak desa siap menerima mereka sejak hari pertama kedatangan para warga. Penerimaan di Tempat Evakuasi Akhir (TEA) ini dilakukan dengan penerapan protokol kesehatan. Beberapa langkah diterapkan pihak desa penerima sehingga mata rantai penularan Covid-19 tidak terjadi. 

“Desa Banyurojo menerima rombongan dari pengungsi Desa Paten, Dusun Badadan I tepatnya hari Jumat pukul 10 pagi, kami menerapkan protokol kesehatan ketika mereka datang ke sini,” ujar Agus yang juga ditunjuk sebagai Koordinator Penanganan Pengungsian, dalam keterangan pers yang diterima Warta Pontianak, Jumat 13 November 2020.

Baca Juga: Bukan Merapi, Ini Penyebab Yogyakarta Makin Panas

Ia menceritakan saat para warga tiba, mereka melakukan prosedur seperti cuci tangan, pengukuran suhu tubuh hingga rapid test.

“Cuci tangan, mengukur suhu, cek rapid test secara bertahap semua para pengungsi. Di situ para pengungsi mengikuti dengan tertib dan memasuki ruangan yang telah dipersiapkan,” katanya.

TEA yang berada di kompleks Kantor Desa Banyurojo ini juga dilengkapi dengan dapur umum lapangan, gudang logistik hingga pos kesehatan. Warga yang ada terlayani dengan dibantu para relawan yang telah menjalani rapid test dan aman.

Baca Juga: Berstatus Siaga, Warga Desa di Sekitar Gunung Merapi Mulai Mengungsi

Sementara itu, di Tempat Evakuasi Sementara (TES) Desa Glagaharjo juga menerapkan hal serupa dalam penerimaan para warga dari desa tetangga, Kali Tengah Lor.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sleman Joko Supriyanto menyampaikan, untuk memenuhi protokol kesehatan, pihaknya memastikan langkah cuci tangan, pakai masker dan jaga jarak. Ia menambahkan bahwa wilayahnya daerah hijau atau tidak ada kasus Covid-19.

“Di dalam barak kita buat sekat-sekat untuk para pengungsi, tadinya barak cukup 350 jiwa sekarang hanya diisi 150 jiwa untuk memenuhi protokol kesehatan,” tambahnya.

Para warga dari beberapa dusun ditampung di tempat evakuasi

Joko menambahkan bahwa BPBD tak hanya mengevakuasi kelompok rentan, tetapi juga sebagian hewan ternak. Sejumlah hewan ternak berupa sapi telah dievakuasi ke pos penampungan hewan tak jauh dari TES Desa Glagaharjo.

Sebagaimana diketahui,  Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) selalu mendorong berbagai pihak untuk terlibat aktif dalam kesiapsiagaan, khususnya menghadapi potensi letusan Gunung Merapi.

BNPB melalui Deputi Bidang Pencegahan menindaklanjuti dengan melaksanakan koordinasi antar relawan untuk mengkomunikasikan kesiapsiagaan menghadapi potensi erupsi. Deputi Bidang Pencegahan BNPB Lilik Kurniawan memimpin langsung koordinasi tersebut di Yogyakarta, pada Kamis 12 November 2020. ***

Editor: Ocsya Ade CP

Tags

Terkini

Terpopuler