Penyelamatan ekonomi harus dibarengi dengan pemenuhan hak anak

- 1 Desember 2020, 16:26 WIB
Ilustrasi Anak-anak sekolah
Ilustrasi Anak-anak sekolah /Freepik

WARTA PONTIANAK -  Pandemi COVID-19 berdampak luas. Kemiskinan merajalela, ketidaksetaraan meningkat dan pandemi menohok keras layanan umum seperti kesehatan, pendidikan, perlindungan terhadap anak dan orang muda.

Anak-anak yang paling rentan terdampak situasi ini. Pemerintah seluruh dunia mengerahkan triliunan rupiah untuk menyelamatkan ekonomi, namun risiko kehilangan satu generasi anak-anak sangat tinggi jika biaya ini tidak menjangkau anak-anak, terutama anak yang terpinggirkan.

Isu ini menjadi perhatian bersama dari Indonesia Joining Forces (IJF). Enam organisasi kemanusiaan yang berfokus pada hak anak yang terdiri dari, ChildFund International di Indonesia, Yayasan Plan International Indonesia, SOS Children’s Villages Indonesia, Save the Children di Indonesia, Terre des hommes Jerman (dengan organisasi afiliasinya di Indonesia – Yayasan PKPA), dan Wahana Visi Indonesia, bergabung dalam Indonesia Joining Force to End Violence Against Children (IJF to EVAC).

Baca Juga: Fenomena Tawuran Anak-Anak, Enggang Khatulistiwa Pantau Aktivitas Malam di Pontianak

Dalam keterangan pers yang diterima Warta Pontianak, Koalisi Joining Forces bersama badan anak PBB, Unicef, kembali mengingatkan para pemimpin dunia di United Nations General Assembly Special Session (UN-GA SS) atau sesi khusus dalam Sidang Umum PBB pada tanggal 2-3 Desember 2020 untuk memprioritaskan pemenuhan hak anak dan perlindungan anak yang berisiko mengalami kemunduran akibat pandemik COVID-19.

Hasil penelitian organisasi-organisasi dalam IJF menemukan, risiko-risiko akibat COVID-19, antara lain: fasilitas kesehatan tutup atau kewalahan, membuat akses semakin sulit; anak-anak tidak belajar; anak menjadi korban kekerasan emosional dan fisik; eksploitasi ekonomi dan seksual anak; perkawinan anak; kekerasan daring; penelantaran anak, terpisahnya anak dari orang tua atau pengasuh atau keluarga; mengalami isolasi dan perubahan hidup yang dapat menurunkan tingkat kesehatan mental.

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Antonio Guterres sudah menyebutkan tiga hal yang berdampak pada anak.

Baca Juga: Lima Anak di Desa Waienga Dikabarkan Hilang saat Letusan Gunung Ile Lewotolok NTT

"Terinfeksi COVID-19, dampak sosio-ekonomi dari langkah-langkah penghentian wabah serta mundurnya implementasi dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals 2030," ungkapnya.

Halaman:

Editor: M. Reinardo Sinaga

Sumber: Save The Children


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah