Pertanyakan Revolusi Mau Dimulai Darimana, Fadli Zon: Pemerintah Terkesan Islamofobia

- 3 Desember 2020, 15:45 WIB
Wakil ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon.
Wakil ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon. / /Twitter/@fadlizon/

WARTA PONTIANAK - Politisi partai Gerindra, Fadli Zon menyampaikan beberapa hal soal revolusi saat hadir dalam acara reuni 212, dalam acara dialog naional 100 ulama dan tokoh ersama Habib Rizieq Shihab, secara virtual.

Seperti yang telah banyak diketahui, pertemuan yang dibuat itu membicarakan soal 'Revolusi Akhlak'.

Dalam kesempatan itu Wakil Ketua Umum Gerindra, Fadli Zon mempertanyakan revolusi yang terjadi saat ini mau dimulai dari mana?

"Revolsi ini mau dimulai darimana, dari atas atau dari bawah?," tuturnya Fadli, dikutip dari YouTube LDTV yang tayang pada 2 Desember 2020.

Baca Juga: Benny Wenda Deklarasikan Kemerdekaan Papua, Fadli Zon ke Jokowi: Kok Masih Sibuk Urus HRS?

Fadli Zon menuturkan berkaca pada negara Uni Soviet, perpecahan terjadi karena sejumlah kondisi.

Pernah mempelajari tentang disintegrasi Uni Soviet, Fadli Zon mengungkapkan negara adidaya saja bisa hancur.

Kehancuran Uni soviet terjadi karena masalah kepemimpinan, stagnasi atau resesi ekonomi, ketidakadilan yang terjadi antara pusat dan daerah, yang menyebabkan kini tepecah menjadi 15 negara.

"Uni Soviet pecah menjadi 15 negara bagian dan sekarang menjadi negara masing-masing merdeka. Kalau kita lihat perjalanan Uni Soviet hampir 30 tahun negara-negara yang sekarang merdeka itu ternyata jauh lebih maju ketimbang ketika mereka berada di bawah Uni Soviet," ujar Fadli Zon.

Baca Juga: Fadli Zon Kritisi Kebijakan Pemerintah Buka Layanan Calling Visa Israel

Lebih lanjut seperti diberitakan Pikiran Rakyat berjudul "Pertanyakan Soal Revolusi Mau Dimulai Darimana, Fadli Zon: Pemerintah Terkesan Islamofobia" Fadli Zon menuturkan harapannya pada Indonesia agar perpecahan itu tidak terjadi.

Bahkan ia menilai berkaca pada kasus yang beberapa waktu lalu bergulir, pemerintah seakan Islamofobia hal itu ditunjukkan dari berbagai kebijakan.

"Saya ada kesan sekarang ini pemerintah terkesan Islamofobia di dalam berbagai kebijakan. Ini (pemerintah) salah membaca, kemudian nanti tentu saja mendiagnosa salah resep salah urus gitu ya," tutur Fadli Zon.

Ia mengharapkan apa yang terjadi di Uni Soviet tak terjadi di Indonesia, bahkan Fadli ZOn meminta agar semua pihak dapat mensyukuri keadaan saat ini.

Dalam kesempatan yang berbeda, Fadli Zon juga memaparkan soal 'Revolusi Akhlak'.

Fadli Zon menuturkan Habib Rizieq Shihab dan kawan-kawan mengartikan dengan apa yang disebut sebagai revolusi akhlak, sebagai salah satu solusi untuk menuju Indonesia bermartabat.

Baca Juga: Fadli Zon Beberkan Cerita Kepulangan Imam Besar FPI ke Tanah Air

"Saya pikir gagasan atau tesis tentang revolusi akhlak ini menarik, saya katakan tadi dari mana kita harus memulai revolusi ini. Revolusi dari bawah atau revolusi dari atas," katanya.

Menurut Fadli banyak contoh yang memang melakukan revolusi harus dimulai dari atas. Dengan memberi keteladanan, contoh, dan juga terutama tentang bagaimana menghadirkan pemimpin yang kuat.

"Yang mempunyai visi, mempunyai akhlak termasuk akhlak bernegara sehingga tahu bagaimana melaksanakan negara ini sesuai dengan koridor konstitusi, dan salah satu kuncinya adalah keadilan," urainya

Fadli menambahkan, fenomena tersebut sekarang diterjemahkan oleh Habib Rizieq Shihab dan kawan-kawan dengan apa yang disebut sebagai revolusi akhlak, sebagai salah satu solusi untuk menuju Indonesia bermartabat.

Baca Juga: Fadli Zon: Apa Salahnya jika Ada Oknum TNI Teriak ''Kami Bersamamu Habib Rizieq'

"Saya pikir gagasan atau tesis tentang revolusi akhlak ini menarik, saya katakan tadi dari mana kita harus memulai revolusi ini. Revolusi dari bawah atau revolusi dari atas," katanya.

Menurut Fadli banyak contoh yang memang melakukan revolusi harus dimulai dari atas. Dengan memberi keteladanan, contoh, dan juga terutama tentang bagaimana menghadirkan pemimpin yang kuat.

"Yang mempunyai visi, mempunyai akhlak termasuk akhlak bernegara sehingga tahu bagaimana melaksanakan negara ini sesuai dengan koridor konstitusi, dan salah satu kuncinya adalah keadilan," urainya.

Fadli menilai kalau keadilan harus menyentuh semua aspek. Keadilan hukum, keadilan politik, keadilan ekonomi, dan keadilan sosial.***

Editor: Faisal Rizal

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x