Catatan Penting untuk Buku Putih Penanganan Covid-19, Doni: Belum Tahu Kapan Pandemi Berakhir

- 18 Desember 2020, 22:08 WIB
Ketua Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 Doni Monardo.
Ketua Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 Doni Monardo. /Dok. BNPB Indonesia/

WARTA PONTIANAK - Ketua Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 Doni Monardo tampil sebagai pembicara pada peluncuran dan bedah Buku Putih Penanganan Covid-19 di Indonesia, yang disusun Hj Netty Prasetiyani M. Si, Ketua Tim Covid-19 PKS, bersama Tim Covid-19 Fraksi PKS, DPR RI pada Kamis 17 Desember 2020.

Doni mengapresiasi semua usulan, masukan, dan kritik yang semua akan menjadi catatan penting bagi pemerintah dalam penanganan COVID-19 ke depan.

“Terlebih, sampai hari ini, kita belum tahu kapan pandemi berakhir. Belum ada satu pakar pun yang menjamin kapan COVID-19 sirna. Bahkan Bapak Presiden mengingatkan, meski vaksin sudah ada, tapi kita tidak boleh kendor menerapkan protokol kesehatan,” ujar Doni dalam keterangan pers yang diterima Warta Pontianak, Jumat 18 Desember 2020.

Baca Juga: Pandemi Covid-19, Momentum Revisi UU Kekarantinaan Kesehatan

Maka dari itu, ia meminta semua harus saling mengingatkan agar disiplin memakai masker, menjaga jarak dan hindari kerumuman, serta sering mencuci tangan memakai sabun.

“Selain itu, kita harus tetap meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan, agar diberi kesabaran dan ketabahan menghadapi cobaan ini. Imun juga harus dijaga dengan rajin berolahraga, istirahat cukup, makan makanan bernutrisi, tidak boleh panik dan menjaga hati agar selalu gembira,” tambahnya.

Usai paparan Doni Monardo, moderator menanyakan dua hal. Pertama ihwal penerapan “adaptasi kebiasaan baru”, dan kedua tentang upaya mengkoordinasikan berbagai elemen bangsa dalam menghadapi pandemi.

Doni menjelaskan ihwal bidang perubahan perilaku yang menjadi ujung tombak Satgas COVID-19, diketuai Dr Sonny Haryadi.

Baca Juga: Pantau Gunung Merapi Selama Sepekan, Kepala BPPTKG: Aktivitas Masih Tinggi

Di bagian ini melibatkan pakar berbagai bidang. Ada antropolog, sosiolog, dan psikolog. Belajar dari pandemi flu Spanyol yang pernah melanda negeri kita tahun 1918 – 1920 saat masih bernama Hindia Belanda.

Halaman:

Editor: Ocsya Ade CP


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x