16 Tahun Usai Tsunami Aceh, Masih Adakah Potensi Bencana Besar di Sumatra?

- 26 Desember 2020, 12:21 WIB
Warga menaburkan bunga seusai berdoa saat ziarah di kuburan masal tsunami Aceh di Desa Ulee Lheue, Banda Aceh, Sabtu 26 Desember 2020.
Warga menaburkan bunga seusai berdoa saat ziarah di kuburan masal tsunami Aceh di Desa Ulee Lheue, Banda Aceh, Sabtu 26 Desember 2020. /ANTARA/

Gempa dan tsunami di zona subduksi Sumatra

Gempa-gempa besar juga sering terjadi di zona subduksi Sumatra. Tempat ini sangat ideal sebagai laboratorium alam untuk mempelajari proses gempa bumi karena beberapa hal.

Pertama, adanya rangkaian pulau-pulau yang berada persis di atas zona gempa bumi sehingga kita dapat meletakkan alat pemantau gempa bumi seperti seismometer dan GPS persis di atas sumbernya.

Kedua, ada banyak terumbu karang jenis mikroatol di sekeliling pulau-pulau dan di sepanjang pantai Sumatra.

Pertumbuhan mikroatol ini sangat sensitif terhadap turun naiknya dasar laut. Dengan mempelajari pola pertumbuhannya, kita dapat merekonstruksi sejarah turun-naiknya muka bumi yang berkaitan dengan siklus gempa selama beratus-ratus tahun.

Catatan sejarah menunjukkan bahwa gempa besar pada masa lalu selalu menimbulkan gelombang tsunami seperti yang terjadi tahun 1797 dengan magnitude Mw 8,3 (M~8,3), 1833(M~9), 1861(M~8,5), dan 1907(M~7,8) (Gbr.7).

Baca Juga: Maluku Diguncang Gempa Bumi Berkekuatan M6,3, BMKG: Tidak Memicu Terjadinya Tsunami

Tsunami terjadi karena adanya pergerakan dasar laut secara vertikal pada saat gempa. Setelah seabad lamanya zona subduksi ini tidak meledakkan gempa besar, tiba-tiba di akhir tahun 2004 lalu kita dikejutkan terjadinya gempa sangat besar dengan moment magnitude Mw 9,2 yang disertai tsunami Aceh yang memakan banyak korban.

Gempa raksasa itu memecahkan bagian utara zona subduksi, yaitu dari Aceh sampai ke Kepulauan Andaman.

Belum pulih keterkejutan kita, tiga bulan berikutnya, pada tanggal 28 Maret 2005, segmen zona subduksi yang persis di sebelah selatannya dari segmen Aceh-Andaman ini juga pecah menghasilkan gempa bumi dengan magnitude Mw 8,7. Gempa ini juga diikuti tsunami, namun tidak begitu besar.***Yusuf Wijanarko/Pikiran Rakyat)

Halaman:

Editor: Faisal Rizal

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x