Network
“Terserah mereka, penyelenggara kompetisi, untuk memutuskan apakah mereka ingin berpartisipasi dalam uji coba tersebut atau tidak. Saya pikir penting untuk dipahami bahwa hal besar seperti ini, dan keputusan besar seperti itu, harus dipertimbangkan secara matang saat membuat protokol dan menyiapkan sistem untuk mengujinya," tambahnya.
Ketua eksekutif Asosiasi Sepak Bola Mark Bullingham, yang merupakan anggota dewan IFAB, mengisyaratkan bahwa sin bins dapat digunakan untuk menghukum pelanggaran taktis daripada mengeluarkan kartu kuning.
Baca Juga: Jelang Laga Lawan Burnley, Gelandang Liverpool Wataru Endo Sudah kembali Latihan di Anfield
"Saya pikir ada rasa frustrasi bagi para penggemar yang menonton pertandingan ketika mereka melihat serangan balik yang menjanjikan namun dirusak oleh pelanggaran taktis," ujar dia.
"Pertanyaannya apakah kartu kuning cukup untuk itu membuat kami mempertimbangkan apakah hal itu juga harus dimasukkan dalam protokol," lanjut dia.
"Titik awalnya adalah melihat perilaku pemain dan perbedaan pendapat, kami kemudian mempertimbangkan apakah kami harus memperluasnya ke area lain, seperti pelanggaran taktis juga," tambahnya.
Baca Juga: Chelsea Pertimbangkan Datangkan Dusan Vlahovic, Juventus Patok Harga Rp1,5 Triliun
Penggunaan sin bins sudah diterapkan di sejumlah cabang olahraga lain, termasuk Rugby Union dan Ice Hockey.
Meskipun tidak banyak dikaitkan dengan sepak bola, mereka diperkenalkan di tingkat akar rumput sejak awal musim 2019-2020.
Aturan tersebut kemudian diterapkan hingga tingkat lima sistem Liga Nasional dan tingkat tiga ke bawah dalam piramida sepak bola wanita Inggris.
