Kisah King Baldwin IV : Raja Kusta dari Yerusalem yang Pemberani dengan Segala Kekurangannya

- 24 Juli 2023, 15:40 WIB
Inilah King Baldwin IV, Raja Kusta Yang Dihormati Salahuddin Al-Ayyubi
Inilah King Baldwin IV, Raja Kusta Yang Dihormati Salahuddin Al-Ayyubi /

WARTA PONTIANAK - King Baldwin IV, yang juga dikenal sebagai Raja yang menderita sakit kusta atau The Leper King, adalah salah satu tokoh yang menarik dalam sejarah Kerajaan Yerusalem selama periode Kekaisaran Latin di Timur Tengah pada abad ke-12.

Walaupun menderita penyakit kusta yang parah, Baldwin IV mampu menjadi seorang pemimpin yang kuat dan pemberani, dan melawan tantangan besar yang dihadapinya.

Baldwin IV lahir pada tahun 1161 dari pasangan Raja Amalric I dan Agnes dari Courtenay. Dia adalah cucu Raja Fulk dari Yerusalem dari pihak ayah, dan cucu Raja Baldouin II dari pihak ibu. Baldwin menderita penyakit kusta diketahui sejak usia muda, yang secara bertahap menghancurkan tubuhnya. Namun, meski diterpa penyakit yang parah, Baldwin menunjukkan kemauan yang kuat dan gigih untuk memerintah dengan bijaksana.

Baca Juga: Disebut Moira, Begini Penentuan Takdir Manusia dalam Mitologi Yunani Kuno

Pada usia lima tahun, setelah kematian ayahnya, Baldwin menjadi pewaris takhta. Namun, karena usianya yang masih muda dan kondisinya yang sakit, ibunya Agnes bertugas sebagai wali penguasa. Pada usia 9 tahun, Baldwin secara resmi dinobatkan sebagai Raja Baldwin IV pada tahun 1174.

Reign Baldwin diwarnai oleh perang melawan kerajaan Muslim, khususnya kerajaan di Mesir dan Suriah. Meskipun kondisinya yang lemah, Baldwin menunjukkan keberanian dan kepemimpinan yang luar biasa di medan perang. Pada usia 16 tahun, Baldwin memimpin pasukan Kerajaan Yerusalem dalam Pertempuran Montgisard pada tahun 1177, yang merupakan kemenangan heroik yang menghancurkan pasukan Muslim yang jauh lebih besar di bawah kepemimpinan Salahaddin.

Namun, penyakitnya semakin parah sehingga Baldwin tidak dapat lagi berperang langsung di medan perang. Namun, sebagai seorang pemimpin yang bijaksana, Baldwin berusaha menjaga stabilitas dan kekuatan kerajaannya. Dia menempatkan regent dan penasihat yang berkompeten untuk membantu memerintah negara. Dia juga melakukan ikatan diplomasi yang efektif dan memperoleh dukungan dari banyak negara Kristen.

Baca Juga: Cerita Kuno Asal Muasal Penciptaan Semesta dan Segala Isinya melalui Mitologi Afrika

Salah satu momen paling menonjol dari masa pemerintahan Baldwin IV adalah perang Salib Ketiga. Meskipun penyakitnya yang memburuk, dia tetap berusaha tampil di medan perang. Baldwin ikut serta dalam Pertempuran Hattin pada tahun 1187 melawan pasukan Salahaddin, tetapi pasukannya menderita kekalahan besar. Dia sendiri dicegat oleh pasukan musuh dan kehilangan kontrol atas kuda perangnya karena kondisinya yang semakin memburuk.

Meskipun kehilangan beberapa wilayah kerajaan, Baldwin terus melawan dengan gigih hingga akhir hayatnya. Baldwin meninggal pada tahun 1185 pada usia 24 tahun, dan digantikan oleh ibundanya sebagai wali penguasa sampai saudara lelakinya, Guy dari Lusignan, naik takhta sebagai Raja Guy menjadi raja yang berikutnya.

Raja Baldwin IV adalah sosok yang menginspirasi dan menarik dalam sejarah Kerajaan Yerusalem. Meskipun menderita sakit yang tak tersembuhkan, dia tetap menjadi pahlawan yang berani dan sempurna dalam kepemimpinannya. Keberanian dan ketekunannya untuk menjaga stabilitas kerajaan membuatnya menjadi tokoh terkenal yang terus dikenang dalam sejarah.

Tidak seperti raja lainnya yang otoriter, Baldwin IV dikenal sangat menjunjung tinggi toleransi bagi pemeluk agama yang non Kristen di Yerusalem.

Baldwin IV mempersilahkan penganut agama Yahudi dan Muslim untuk berziarah ke Yerusalem dan dijamin keamanannya.***

Editor: Y. Dody Luber Anton

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x