WARTA PONTIANAK – Jack the Ripper menargetkan wanita pekerja seks di Whitechapel, kawasan kumuh di London.
Dia biasanya menyerang di malam hari, mencekik korbannya, dan kemudian memutilasi tubuh mereka dengan cara yang mengerikan.
Kekejamannya yang luar biasa dan mutilasi organ dalam yang presisi menimbulkan spekulasi bahwa dia memiliki pengetahuan medis atau anatomi.
Teror dan Histeria
Kejahatan Jack the Ripper memicu ketakutan dan histeria di London. Wanita, terutama yang bekerja di malam hari, merasa tidak aman dan waspada. Masyarakat menjadi terobsesi dengan kasus ini, dan media terus menerbitkan berita dan spekulasi tentang pembunuh tersebut.
Investigasi yang Gagal
Meskipun investigasi besar-besaran oleh polisi London, identitas Jack the Ripper tidak pernah terungkap.
Petunjuk yang ada, seperti surat dari "Jack the Ripper" dan saksi mata, tidak cukup untuk mengidentifikasi pelakunya. Kurangnya teknologi forensik pada masa itu juga mempersulit penyelidikan.
Teori dan Tersangka