Berikut Panduan Lengkap dan Tata Cara Puasa Muharram

8 Agustus 2021, 12:28 WIB
ilustrasi puasa Muharram 2021 /Unsplash.com/ Hasan Almasi

WARTA PONTIANAK - Puasa Muharram adalah puasa yang dilakukan di bulan Muharram, bulan pertama dalam kalender Hijriah. Hukum puasa Muharram adalah sunnah, bahkan lebih utama dari puasa bulan Sya’ban yang paling sering dipuasai oleh Nabi Muhammad SAW.

Mengapa Puasa Muharram Penting? Hikmah puasa Muharram sebagai puasa yang paling utama setelah Ramadhan sangat banyak. Di antaranya, karena Muharram merupakan awal tahun Hijriah maka sangat pantas dibuka dengan puasa yang merupakan amal paling utama.

Baca Juga: Donor Darah Saat Puasa, Bolehkah?

Keutamaan Puasa Muharram Keutamaan puasa Muharram sangat banyak, yang di antaranya adalah lima keutamaan sebagaimana berikut:   Pertama, menjadi puasa yang paling utama, sebagaimana hadits riwayat Imam Muslim dalam awal tulisan.

Kedua, termasuk dalam keutamaan berpuasa dalam bulan-bulan mulia atau al-asyhurul hurum.

Tata Cara Puasa Muharram Puasa Muharram secara teknis dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:  

Pertama, niat di hati. Niat puasa Muharram, baik secara umum maupun khusus puasa 10 hari awal Muharram, puasa Tasu’a, puasa Asyura, dan puasa 11 Muharram—sebagaimana puasa sunnah lainnya—dapat dilakukan dengan niat puasa mutlak, seperti: “Saya niat puasa,” atau dengan cara yang lebih baik sebagaimana berikut:  

نَوَيْتُ صَوْمَ الْمُحَرَّمِ لِلّٰهِ تَعَالَى  

Nawaitu shaumal Muharrami lilâhi ta’âlâ.  

Artinya, “Saya niat puasa Muharram karena Allah ta’âlâ.”    

Niat puasa Tasu’a secara lengkap:  

نَوَيْتُ صَوْمَ تَاسُوعَاءَ لِلّٰهِ تَعَالَى  

Nawaitu shauma Tâsû’â-a lilâhi ta’âlâ.  

Artinya, “Saya niat puasa Tasu’a karena Allah ta’âlâ.”  

Niat puasa Asyura secara lengkap:  

نَوَيْتُ صَوْمَ عَاشُورَاءَ لِلّٰهِ تَعَالَى  

Nawaitu shauma Âsyûrâ-a lilâhi ta’âlâ. 

Artinya, “Saya niat puasa Asyura karena Allah ta’âlâ.”  

Baca Juga: 5 Bagian Sakit Perut yang Harus Diketahui saat Puasa

Selain niat di dalam hati juga disunnahkan mengucapkannya dengan lisan. Sebagaimana puasa sunnah lainnya, niat puasa Muharram dapat dilakukan sejak malam hari hingga siang sebelum masuk waktu zawâl (saat matahari tergelincir ke barat), dengan syarat belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar atau sejak masuk waktu subuh. (Al-Malibari, Fathul Mu’în, juz II, h. 223).

Kedua, makan sahur. Lebih utama makan sahur dilakukan menjelang masuk waktu subuh sebelum imsak.  

Ketiga, melaksanakan puasa dengan menahan diri dari segala hal yang membatalkan, seperti makan, minum dan semisalnya.  

Keempat, lebih menjaga diri dari hal-hal yang membatalkan pahala puasa seperti berkata kotor, menggunjing orang, dan segala perbuatan dosa. Rasulullah saw bersabda:

مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوعِ وَالْعَطَشِ (رواه النسائي وابن ماجه من حديث أبي هريرة)  

Artinya, “Banyak orang yang berpuasa yang tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali rasa lapar dan kehausan.” (HR an-Nasa’i dan Ibnu Majah dari riwayat hadits Abu Hurairah ra). (Abul Fadl al-‘Iraqi, al-Mughni ‘an Hamlil Asfâr, [Riyad: Maktabah Thabariyyah, 1414 H/1995 M], juz I, h. 186).  

Baca Juga: Edan! Seorang Pria Tempelkan 'Anunya' ke Perempuan saat Sedang Salat di Mushala

Kelima, segera berbuka puasa saat tiba waktu maghrib. (Ibrahim al-Bajuri, Hâsyiyyatul Bâjuri ‘alâ Ibnil Qâsim al-Ghazi, [Semarang, Thoha Putra], juz I, h. 292-294).***

Editor: Faisal Rizal

Tags

Terkini

Terpopuler