WARTA PONTIANAK – Buku "Merenung Bersama Rocky Gerung" merupakan kumpulan refleksi dan pemikiran Rocky Gerung tentang berbagai isu dan fenomena yang terjadi di Indonesia.
Buku ini terbagi menjadi 12 bab, yang membahas berbagai topik seperti:
Politik dan Demokrasi: Bab ini membahas tentang berbagai isu dalam politik dan demokrasi Indonesia, seperti oligarki, korupsi, dan krisis kepemimpinan. Rocky Gerung memberikan kritik tajam terhadap sistem politik yang ada dan mendorong pembaca untuk memikirkan alternatif yang lebih baik.
Ekonomi dan Kesejahteraan: Bab ini membahas tentang berbagai isu dalam ekonomi dan kesejahteraan rakyat Indonesia, seperti ketimpangan ekonomi, kemiskinan, dan pengangguran. Rocky Gerung mengkritik kebijakan ekonomi pemerintah yang dianggapnya tidak berpihak kepada rakyat kecil.
Pendidikan dan Kebudayaan: Bab ini membahas tentang berbagai isu dalam pendidikan dan kebudayaan Indonesia, seperti rendahnya kualitas pendidikan, komersialisasi pendidikan, dan krisis identitas. Rocky Gerung mendorong pembaca untuk memikirkan pendidikan yang lebih mencerdaskan dan berbudaya.
Agama dan Kepercayaan: Bab ini membahas tentang hubungan antara agama dan negara di Indonesia, serta toleransi antarumat beragama. Rocky Gerung memberikan kritik terhadap politisasi agama dan mendorong pembaca untuk memahami agama secara lebih rasional.
Hukum dan Keadilan: Bab ini membahas tentang berbagai isu dalam hukum dan keadilan di Indonesia, seperti lemahnya penegakan hukum, korupsi di lembaga hukum, dan kriminalisasi aktivis. Rocky Gerung mengkritik sistem hukum yang dianggapnya tidak adil dan mendorong pembaca untuk memperjuangkan keadilan.
Baca Juga: Resensi Buku Dunia Sophie, Novel Fiksi Filsafat
Media dan Komunikasi: Bab ini membahas tentang peran media dalam demokrasi dan bagaimana media dapat digunakan untuk mengontrol dan memanipulasi publik. Rocky Gerung mendorong pembaca untuk menjadi konsumen media yang kritis dan tidak mudah percaya dengan berita bohong.
Lingkungan Hidup: Bab ini membahas tentang berbagai isu lingkungan hidup di Indonesia, seperti kerusakan hutan, pencemaran, dan perubahan iklim. Rocky Gerung mendorong pembaca untuk peduli terhadap lingkungan hidup dan menjaga kelestarian alam.
Kebangsaan dan Identitas: Bab ini membahas tentang makna kebangsaan Indonesia dan bagaimana seharusnya kita sebagai warga negara berperilaku. Rocky Gerung mendorong pembaca untuk menjadi warga negara yang kritis dan aktif dalam membangun bangsa.
Masa Depan Indonesia: Bab ini membahas tentang harapan dan tantangan bagi masa depan Indonesia. Rocky Gerung mendorong pembaca untuk optimis dan bekerja sama untuk membangun Indonesia yang lebih baik.
Kelebihan Buku:
Gaya bahasa yang mudah dipahami: Buku ini menggunakan gaya bahasa yang mudah dipahami oleh semua kalangan, sehingga pemikiran Rocky Gerung yang kompleks dapat tersampaikan dengan baik kepada pembaca.
Baca Juga: Resensi Buku Teruslah Bodoh Jangan Pintar oleh Tere Liye
Isi yang reflektif dan kritis: Buku ini berisi refleksi dan kritik Rocky Gerung yang tajam terhadap berbagai isu dan fenomena yang terjadi di Indonesia. Hal ini mendorong pembaca untuk berpikir kritis dan mempertanyakan status quo.
Contoh-contoh yang kontekstual: Buku ini memberikan contoh-contoh yang kontekstual untuk mengilustrasikan pemikiran dan kritik Rocky Gerung, sehingga pembaca dapat lebih memahami argumennya.
Pertanyaan refleksi: Di akhir setiap bab, terdapat pertanyaan refleksi yang mendorong pembaca untuk merenungkan dan mendiskusikan pemikiran Rocky Gerung.
Kekurangan Buku:
Kurang menawarkan solusi: Buku ini lebih fokus pada refleksi dan kritik daripada menawarkan solusi konkret untuk berbagai isu yang dibahas.
Baca Juga: Resensi Buku Aksi Massa oleh Tan Malaka
Terkesan subjektif: Pemikiran dan kritik Rocky Gerung dalam buku ini terkesan subjektif dan tidak selalu mewakili pandangan semua orang.
Kesimpulan:
Secara keseluruhan, buku "Merenung Bersama Rocky Gerung" merupakan buku yang menarik dan inspiratif. Buku ini memberikan refleksi dan kritik yang tajam terhadap berbagai isu dan fenomena yang terjadi di Indonesia, dan mendorong pembaca untuk berpikir kritis. ***