Begini Cara Melunakkan Hati yang Keras dari Rasulullah

- 12 Maret 2021, 11:06 WIB
Ilustrasi Hati
Ilustrasi Hati /Pixabay/

WARTA PONTIANAK - Keras hati merupakan satu diantara sifat manusia yang perlu diobati. Sebab penyakit kerasnya hati bisa mengarah kepada sikap sombong. Sementara sikap sombong adalah suatu sifat yang sangat dibenci oleh Allah yang dapat mengakibatkan orang beriman masuk neraka.

Baca Juga: Seperti Ini Hukuman Dunia Bagi Orang yang Sombong di Zaman Rasulullah

Hal itu banyak dijelaskan Allah dalam Al Qur'an. Beberapa diantaranya yaitu ;

Orang sombong itu termasuk golongan kafir dan termasuk syirik (Q.S. Shad ayat 73-74). Orang sombong tempat kembalinya di neraka (Q.S. Az- Zumar ayat 72). Kesombongan adalah tirai penghalang masuk Syurga (Q.S. al- ‘Araf ayat 13). Allah tidak menyukai orang-orang sombong (Q.S. an- Nahl ayat 22-23).

Sikap kerasnya hati yang mengarah kepada sikap sombong juga dijelas Rasulullah dalam salah satu hadist riwayat Imam Muslim berikut ini;

Rasulullah bersabda (yang artinya); “Kesombongan adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia” (H.R. Muslim).

Karena itu penting bagi seseorang untuk bergaul, menjalani kehidupan sosial sehari hari untuk tidak besikap keras hati dan keras kepala. Tidak merendahkan orang lain, mau mendengar pendapat orang lain dan mau mengalah pada pendapat yang benar.

Sifat keras hati pada seseroang biasnya juga mengarahkan dia untuk sukar meminta maaf dan mengakui kesalahannya, dengan alasan yang bermacam macam. Seperti tak mau meminta maaf karena orang yang dimintai maaf lebih muda usianya, lebih miskin, atau status jabatannya lebih rendah.

Baca Juga: Innalillahi..Ayah dan Ibu Atta Halilintar Kompak Masuk Rumah Sakit

Maka agar tak terjerumus lebih parah dalam penyakit sifat keras hati, maka Rasulullah pun memberikan cara untuk mengobatinya, melunakkan hati seseorang yang keras hati.

Dikutip dari NU Online, berikut ini cara melunakkan hati dari Nabi Muhammad.

Suatu hari seorang laki-laki datang mengadu kepada Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wasallam tentang hatinya yang keras (qaswatul qalb).

Nabi pun menjawab: إن أردت تلين قلبك، فأطعم المسكين، وامسح رأس اليتيم

Artinya: “Jika kamu ingin melunakkan hatimu maka berilah makan orang miskin dan usaplah kepala anak yatim.” (HR al-Hakim dalam al-Mustadrak)

Dalam hadits tersebut, Rasulullah menganjurkan orang yang keras hati untuk melatih diri berempati dengan orang-orang lemah. Empati tersebut diwujudkan salah satunya dengan memberi makan orang miskin.

Ibnu Rajab al-Hanbali saat menjelaskan hadits ini mengatakan bahwa bergaul dengan orang-orang miskin dapat meningkatkan rasa ridha dan syukur seorang hamba atas nikmat yang dikaruniakan oleh Allah. Sebaliknya, bergaul dengan orang kaya potensial membuatnya kurang menghargai rizeki yang diterimanya.

Selanjutnya adalah mengusap kepala anak yatim. Kata “mengusap” di sini merupakan kiasan dari anjuran untuk menyayangi, berlemah lembut, dan mengayomi mereka.

Baca Juga: Young Lex dan Istri Murka saat Netizen sebut Buah Hatinya 'Anak Haram'

Tentang hal ini, Nabi bersabda:

من مسح رأس يتيم أو يتيمة لم يمسحه إلا لله ، كان له بكل شعرة مرت عليها يده حسنات ، ومن أحسن إلى يتيمة أو يتيم عنده ، كنت أنا وهو في الجنة كهاتين ، وقرن بين أصبعيه

“Barangsiapa yang mengusap kepala anak yatim laki-laki atau perempuan hanya karena Allah, baginya setiap rambut yang diusap dengan tangannya itu mengalirkan banyak kebaikan, dan barangsiapa berbuat baik kepada anak yatim perempuan atau laki-laki yang dia asuh, aku bersama dia di surga seperti ini (Nabi menyejajarkan dua jarinya)”.

Dalam hadits itu, Allah memberikan kebaikan kepada orang-orang yang mengusap kepala anak yatim. Jumlah rambut di hadits ini merupakan ilustrasi dari kebaikan yang tak terhitung sebagaimana tak terhitungnya jumlah rambut kepala orang.

Baca Juga: Hadiri Isra Mi'raj di Masjid Shiratul Jannah, Wabub Kapuas Hulu Ingin Cetak Hafiz Al-Quran Setiap Tahunnya

Artinya, sebanyak apa kebaikan seseorang kepada anak yatim, sebesar itu pula Allah berikan kebaikan kepadanya. Inilah mengapa hati yang keras menjadi mudah melunak, terbuka terhadap kebenaran dan kebaikan. Sebab, Allah sang penguasa hati sedang berada di pihaknya. Wallahu a’lam.***

Editor: Faisal Rizal

Sumber: Instagram NU Online @nuonline_id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x