Peneliti: Anak di Perkotaan Lebih Beresiko Alami Masalah Pernapasan

- 9 Mei 2024, 13:22 WIB
Ilustrasi anak-anak
Ilustrasi anak-anak /Freepik

WARTA PONTIANAK - Banyak bukti yang menunjukkan bahwa anak-anak di lingkungan perkotaan yang berusia 6-12 tahun, lebih mungkin mengalami masalah pernapasan seperti batuk di malam hari dan kesulitan bernapas.

Kesenjangan ini menunjukkan bahwa mungkin terdapat diagnosis yang tidak memadai atau salah tafsir gejala di wilayah perkotaan, sehingga menyebabkan prevalensi asma yang sebenarnya lebih tinggi dibandingkan dengan angka diagnostik yang ditunjukkan.

Baca Juga: 9 Latihan Pernapasan yang Efektif untuk Paru-Paru Bersih dan Sehat

Ada sejumlah faktor spesifik perkotaan yang dapat meningkatkan risiko asma. Akibat lalu lintas, emisi industri, dan sumber materi partikulat lainnya, daerah perkotaan biasanya mempunyai tingkat polusi udara lebih tinggi.

Selain itu, sering kali terdapat lebih banyak orang yang tinggal di wilayah metropolitan, sehingga meningkatkan paparan terhadap virus, alergi, dan iritasi pernapasan lainnya.

Anak-anak merupakan kelompok yang paling rentan. Terutama mereka yang berusia antara 0-6 dan 0-18 tahun. Untuk anak-anak di bawah usia 2 tahun, perbedaan risiko antara lingkungan perkotaan dan pedesaan tidak terlalu terlihat.

Hal ini menunjukkan bahwa karakteristik tertentu dari kehidupan perkotaan mungkin mempunyai dampak yang lebih besar pada anak-anak yang lebih besar. Untuk memahami sepenuhnya hal ini, diperlukan lebih banyak penelitian untuk menentukan penyebab pasti peningkatan risiko asma di perkotaan.

Penelitian di wilayah seperti Tamil Nadu, India harus fokus pada penjelasan mekanisme kehidupan perkotaan berdampak pada kesehatan pernapasan.

Baca Juga: Pada Rabu 3 Februari 2021, Zodiak Aries Sedikit Mengalami Gangguan Pernapasan

Halaman:

Editor: Faisal Rizal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah