Network
WARTA PONTIANAK – Penelitian baru menunjukkan bahwa maskapai penerbangan dapat mengambil satu langkah sederhana untuk secara signifikan mengurangi risiko penumpang terpapar virus corona dalam penerbangan.
Menurut sebuah studi Trusted Source yang diterbitkan bulan ini, oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), membiarkan kursi tengah kosong dalam penerbangan mengurangi risiko paparan virus corona sebesar 23 hingga 57 persen, dibandingkan dengan penerbangan dengan hunian penuh.
Meskipun studi tersebut memiliki beberapa peringatan, namun studi ini memberikan data berharga bagi maskapai penerbangan dan pelancong, menurut dua ahli yang diwawancarai Healthline.
Lebih banyak ruang berarti lebih sedikit penyebaran
Data tersebut lebih merupakan bukti dari apa yang telah kita semua dengar sejak pandemi dimulai.
Baca Juga: Satu Pesawat dengan Tim Badminton Indonesia, Atlet Turki Tetap Tampil di All England 2021, Kok Bisa?
Seperti dikutip dari Healthline, Robert Glatter, seorang dokter gawat darurat di Lenox Hill Hospital di New York City, mengatakan bahwa semuanya bermuara pada bagaimana COVID-19 ditularkan - tetapi dia mencatat batasan dalam penelitian tersebut.
“Studi tersebut tidak menilai risiko penularan dalam kaitannya dengan hunian kursi. Itu juga melakukan studi pada boneka tanpa topeng, tidak mewakili kebutuhan topeng saat ini saat terbang,” jelasnya.
“Meski begitu, temuan studi masih relevan, karena kita tahu bahwa SARS-CoV-2 ditularkan melalui tetesan pada jarak dekat - kurang dari 6 kaki - tetapi juga oleh aerosol, melalui transmisi udara, pada jarak yang lebih jauh untuk jangka waktu yang lebih lama dalam waktu tertutup. ruang tanpa ventilasi yang memadai,” tambah Glatter.
