Orang ini kemudian menjelaskan bahwa seorang Gubernur Abu Musa al Asy’’ary menjatuhkan hukuman kepadanya dengan cambuk dan dicukur rambutnya dengan pisau cukur, padahal ia mengaku tak bersalah.
Umar menjadi paham apa masalahnya. Umar kemudian melirik semua yang hadir, dan berkata, “Seandainya seluruh rakyat memiliki keberanian seperti saudara ini, aku lebih senang daripada semua jizyah yan pernah dikatuniakan Allah kepada kita.”
Setelah itu, Umar berkirim surat kepada Gubernur Abu Musa agar ia memberi kesempatan kepada orang itu untuk mengambil qishas.
Baca Juga: Apakah Boleh Makmum Qunut Sendiri Padahal Imam Tak Baca Qunut? Begini Penjelasan Ustaz Abdul Somad
Alangkah indahnya jika semua pemimpin mudah mendengar keluhkesah bawahan atau rakyat. Bahkan saran dan kritik itu bukan sebuah ancaman untuk menjauhkan wibawa pemimpin. Tetapi sesuanguhnya itulah pesan perbaikan atau solusi yang diinginkan bawahan atau rakyat kita.
Seorang pemimpin harus memberikan kebebasan berpendapat agar masyarakat punya keberanian berpendapat, meskipun berupa kritikan kepadanya. Siapaun yang menyampaikan kritik, saran bahkan solusi dan pendapat yang benar harus ditampung dan sebisanya dijalankan meski pun mungkin tidak enak bagi dirinya.*