Dosa Sebanyak Buih Lautan Diampuni Allah, Begini Keutamaan Salat Dhuha Jika Dikerjakan

- 12 Juli 2022, 14:18 WIB
Ilustrasi keutamaan salat dhuha salah satunya dosa dapat diampuni Allah
Ilustrasi keutamaan salat dhuha salah satunya dosa dapat diampuni Allah /Rodnae Production/Pexels

WARTA PONTIANAK -  Salat dhuha adalah salah satu ibadah sunnah yang telah Allah syariatkan untuk dikerjakan dan apabila dilakukan nantinya akan mendapatkan pahala.

Ada banyak keutamaan ketika mengerjakan salat dhuha, walaupun dikategorikan sunnah, salat dhuha adalah ibadah yang sangat dianjurkan, sebab salat ini dapat menyempurnakan ibadah salat wajib yang terkadang tidak sempurna pahalanya ketika dikerjakan.

Waktu salat dhuha dimulai dari terbitnya matahari hingga menjelang matahari tergelincir (zawal).

Baca Juga: Ini Sosok yang Kembali Menemukan Sumur Air Zamzam setelah Dinyatakan Hilang Selama Berabad-abad

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala  berfirman, “Wahai Bani Adam, salat lah empat rakaat untuk ku di awal siang hari, niscaya aku menjagamu di sisa hari tersebut.”

Sesungguhnya Zaid bin Arqam melihat suatu kaum melakukan shalat dhuha, lalu beliau berkata, Apakah mereka belum mengetahui bahwa salat pada selain waktu ini lebih utama?

Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dahulu bersabda, ‘Salat al-awwabin (hendaklah dilakukan) ketika anak unta kepanasan.’” (Hr. Muslim, Kitab Salat al-Musafirin wa Qashruha, Bab Shalat al-Awwabina hina Tarmidhu al-Fishal, no. 748)

Salat dhuha ini juga memiliki banyak keutamaan. Adapun, keutamaan salat Dhuha jika dikerjakan adalah seperti di bawah ini.

Baca Juga: Berikut Ciri-ciri Muslim Sejati Menurut Pandangan Gus Mus, Begini Penjelasannya

1. Sedekah bagi tubuh

Menjalankan salat dhuha juga menjadi sedekah bagi yang melaksanakannya. Sebagaimana sabda Rasulullah.

Dari Abu Dzar dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa beliau telah bersabda, setiap hari bagi setiap persendian dari salah seorang di antara kalian terdapat kewajiban untuk bersedekah. Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, amar makruf nahi munkar adalah sedekah. Semua itu tercukupkan dengan dua rakaat salat yang dilakukan di waktu dhuha. (Hr. Muslim, Kitab Shalat al-Musafirin wa Qashruha, Bab Istihbab Salat ad-Dhuha, no. 720)

Dalam diri manusia ada tiga ratus enam puluh persendian, lalu dari setiap sendinya diwajibkan untuk bersedekah. Mereka berkata, Siapa yang mampu demikian, wahai Nabi Allah? Beliau menjawab, memendam riak yang ada di mesjid dan menghilangkan sesuatu (gangguan) dari jalan. Apabila tidak mendapatkannya, maka dua rakaat salat dhuha mencukupkanmu. (Hr. Abu Daud, no. 5242; dinilai shahih oleh al-Albani dalam kitab Irwa al-Ghalil: 2/213 dan at-Ta’liq ar-Raghib: 1/235)

2. Terhindar dari sifat lalai

Setiap orang tentu tidak ingin dianggap sebagai orang lengah ataupun lalai dalam hal mencari rahmat Tuhan.

Salah satu cara agar terhindar dari sifat lalai adalah mengerjakan salat dhuha. Rasululla bersabda: Orang yang mengerjakan salat duha tidak termasuk orang lalai. (HR Al-Baihaqi dan An-Nasa’i).

Baca Juga: Pisau Terlepas Ketika Menyembelih Hewan Kurban, Apakah Dagingnya Halal? Hukumnya Jelaskan Ini

3. Mendapat Ampunan Dosa dari Allah SWT

Imam at Tirmidzi dan Ibnu Majah dalam riwayatnya menjelaskan bahwa orang yang membiasakan salat dhuha dosanya akan diampuni oleh Allah SWT, meskipun dosa tersebut sebanyak buih di lautan.

Rasulullah bersabda: Siapa yang membiasakan (menjaga) salat dhuha, dosanya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan. (HR At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Dari Uqbah bin Amir Al-Juhani radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan bahwa Allah berfirman, Wahai Bani Adam, salatlah untuk ku di awal siang hari sebanyak empat rakaat, niscaya Aku menjagamu di sisa hari tersebut. (Hr. at-Tirmidzi, Kitab Salat, Bab Ma Ja`a fi Shalat Dhuha, no. 475, Abu Isa berkata, Hadits Hasan Gharib, hadits ini dinilai shahih oleh Ahmad Syakir dalam tahqiq beliau atas kitab at-Tirmidzi, sert al-Albani dalam Shahih Sunan at-Tirmidzi: 1/147).***

Editor: Y. Dody Luber Anton


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x