Ini Cara Sahabat Nabi Sayyidina Ali Manfaatkan Air Hujan sebagai Obat

- 26 Desember 2023, 17:53 WIB
Ilustrasi air hujan
Ilustrasi air hujan /kabar-sumedang/Dedi Suhandi/

Formula kombinasi resep untuk pengobatan yang diajarkan oleh sahabat Ali ini sangatlah lengkap. Zat aktif utama yang digunakan dalam campuran obat itu adalah madu. Dari sisi farmakologi, madu mengandung zat berkhasiat seperti karbohidrat dan mineral yang sangat baik untuk berbagai penyakit.

Madu mengandung nutrisi lengkap yang sangat dibutuhkan oleh orang yang sedang sakit kronis. Komponen pelarut madu yang disarankan oleh Sahabat Ali adalah air hujan. Secara ilmiah, sejak lama air hujan telah diteliti mengandung hidrogen peroksida atau H2O2 alami dalam jumlah sangat kecil (Tonner dan Wong, 1998, Spectrophotometric Determination of Hydrogen Peroxide in Rainwater, Alaytica Chimca Acta, Vol. 320, Nomor 2-3: halaman 279-287).

Hidrogen peroksida memiliki berbagai manfaat dalam dunia farmasi. Pada kadar yang kecil, hydrogen peroksida ini bisa digunakan sebagai antiseptik untuk mencegah kuman penyebab penyakit. Apabila kadar H2O2 yang sangat kecil pada air hujan dan berasal dari lingkungan udara bersih diminum, maka akan meningkatkan kadar oksigen dalam tubuh manusia (Joseph dkk, 2011, Clean Environment-Clean Technologies, Hydrogen Peroxide for Clean Environment, Curr World Environ, Vol 6, Nomor 1: halaman 125-130).

Baca Juga: Begini Tips Sehat Santap Makanan Saat Natal untuk Cegah Kolesterol Naik

Satu hal yang penting, teknis penggunaan formula obat dari Sahabat Ali yang mengandung air hujan ini perlu dijelaskan. Dasar yang digunakan sebagai landasan penggunaan air hujan pada masa itu adalah karena air hujan dianggap sebagai sumber keberkahan sekaligus air murni alami yang dapat diperoleh dari lingkungan hidup para sahabat Nabi pada zaman itu.

Hal ini sejalan dengan pernyataan Al-Hafiz Adz-Dzahabi dalam kitab At-Thibbun Nabawi sebagai berikut: “Air hujan baik untuk kebanyakan penyakit dan memiliki keberkahan” (Al-Hafiz Adz-Dzahabi, At-Thibbun Nabawi, [Beirut, Dar Ihyaul Ulum: 1990 M], halaman 189) Pada catatan kaki Kitab At-Thibbun Nabawi tersebut, terdapat kutipan ayat Al-Qur’an ketika menjelaskan keberkahan air hujan tersebut:

وَنَزَّلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً مُّبَارَكاً

Artinya: “Dan Kami turunkan dari langit air yang penuh keberkahan” (Q.S. Qaaf [50]: ayat 9).

Pada masa sahabat nabi, lingkungan udara masih bersih dari berbagai polutan. Apabila turun hujan, airnya merupakan air yang bersih dan bermanfaat untuk kesehatan manusia. Air hujan yang turun langsung dari langit masih bisa dikonsumsi sebagai sumber air yang menyehatkan.

Hingga kini, hujan dikenal sebagai pembersih udara dari berbagai polutan sehingga keberkahannya masih terbukti. Namun, seiring dengan polusi udara dan lingkungan yang meningkat, perhatian dan kewaspadaan terhadap kebersihan air hujan juga harus ditingkatkan.

Halaman:

Editor: Faisal Rizal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah