Niccolò Machiavelli, Pakar Politik dan Diplomat Ternama Dengan Karya Fenomenalnya 'IL Principle'

- 16 Januari 2024, 22:30 WIB
Niccolò Machiavelli
Niccolò Machiavelli /seratus tokoh/

WARTA PONTIANAK – Niccolò Machiavelli seorang diplomat, sejarawan, filsuf politik, dan penulis Italia yang hidup pada masa Renaisans. Ia lahir di Florence, Italia pada tanggal 3 Mei 1469.

Machiavelli berasal dari keluarga bangsawan yang miskin. Ia belajar hukum di Universitas Florence dan kemudian menjadi seorang diplomat untuk Republik Florence. Dalam kapasitas ini, ia melakukan perjalanan ke berbagai negara di Eropa dan Timur Tengah.

Pada tahun 1512, Republik Florence digulingkan oleh keluarga Medici. Machiavelli dipecat dari jabatannya dan diasingkan dari Florence. Selama pengasingannya, ia menulis beberapa karyanya yang paling terkenal, termasuk "The Prince" dan "Discourses on Livy".

"The Prince" adalah sebuah risalah politik yang memberikan panduan kepada para penguasa tentang bagaimana mempertahankan kekuasaan mereka. Buku ini terkenal karena pandangannya yang realistis tentang politik, yang menekankan pentingnya penggunaan kekuatan dan kecerdasan untuk mencapai tujuan.

"Discourses on Livy" adalah sebuah karya sejarah yang membahas teori politik dan pemerintahan. Buku ini dipengaruhi oleh pemikiran politik klasik, dan memberikan wawasan tentang pemikiran Machiavelli tentang demokrasi, republikanisme, dan kebebasan.

Machiavelli kembali ke Florence pada tahun 1527, tetapi Republik Florence tidak pernah dipulihkan. Ia meninggal di Florence pada tanggal 21 Juni 1527.

Pemikiran Machiavelli tentang politik sering kali kontroversial. Ia sering dikritik karena pandangannya yang dianggap tidak bermoral dan tidak etis. Namun, Machiavelli juga diakui sebagai salah satu pemikir politik paling berpengaruh dalam sejarah.

Baca Juga: Dalam Sejarah, Indonesia Mengundurkan Diri Dari PBB

Berikut ini Warta Pontianak telah mengutip beberapa pemikiran dan prinsip Machiavelli yang paling mahsyur dalam karya fenomenalnya "IL Principle".

  1. "The end justifies the means."

Machiavelli percaya bahwa tujuan membenarkan cara. Artinya, seorang penguasa dapat menggunakan cara apa pun yang diperlukan untuk mencapai tujuannya, termasuk cara-cara yang tidak bermoral.

  1. "It is better to be feared than loved."

Machiavelli percaya bahwa seorang penguasa lebih baik ditakuti daripada dicintai. Menurutnya, rakyat akan lebih patuh kepada penguasa yang ditakuti daripada kepada penguasa yang dicintai.

  1. "A prince must be both a lion and a fox."

Machiavelli percaya bahwa seorang penguasa harus menjadi singa dan rubah. Singa mewakili kekuatan, sedangkan rubah mewakili kebijaksanaan. Seorang penguasa harus memiliki kekuatan untuk melindungi negaranya, tetapi juga kebijaksanaan untuk menghindari bahaya.

Baca Juga: Sejarah Para Pelaut Muslim Yang Diakui Dunia, Siapa Saja Mereka?

Pemikiran Machiavelli terus menjadi subjek perdebatan hingga saat ini. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa ia adalah salah satu pemikir politik paling berpengaruh dalam sejarah. ***

Editor: Yuniardi

Sumber: Rifqi Al Furqon


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah