Kombinasi Rukyat dan Hisab Untuk Menentukan Awal Ramadhan

- 11 Maret 2024, 16:30 WIB
Ilustrasi proses rukyat hilal.
Ilustrasi proses rukyat hilal. /Antara/

WARTA PONTIANAK – Di Indonesia, pemerintah menggunakan kombinasi rukyat dan hisab untuk menentukan awal bulan Hijriah.

Hisab digunakan untuk menentukan kapan hilal kemungkinan besar terlihat. Rukyat kemudian dilakukan untuk memastikan apakah hilal benar-benar terlihat.

Kombinasi ini diharapkan dapat menghasilkan penetapan awal bulan Hijriah yang akurat dan diterima oleh semua pihak.

Contoh Penerapan Kombinasi

Pada 11 Maret 2024, perhitungan hisab menunjukkan bahwa hilal kemungkinan besar terlihat di Pontianak.

Tim peneropong di Pontianak melakukan rukyatul hilal, namun hilal tidak terlihat karena cuaca mendung.

Meskipun hisab menunjukkan bahwa hilal kemungkinan besar terlihat, namun karena hilal tidak terlihat secara langsung melalui rukyatul hilal, maka 12 Maret 2024 tidak ditetapkan sebagai awal bulan Ramadhan.

Bulan Sya'ban digenapkan menjadi 30 hari, dan awal bulan Ramadhan jatuh pada 13 Maret 2024.

Perdebatan dan Tantangan

Mekanisme penentuan hilal di Indonesia masih terus diperdebatkan.

Pendukung rukyatul hilal berargumen bahwa metode ini lebih sesuai dengan syariat Islam dan tradisi.

Baca Juga: Kerajaan Arab Saudi Ajak Masyarakat Muslim Pantau Hilal pada 10 Maret

Pendukung hisab berargumen bahwa metode ini lebih akurat dan ilmiah.

Tantangan utama dalam penentuan hilal adalah bagaimana menyeimbangkan keakuratan ilmiah dengan tradisi dan nilai keagamaan.

Kesimpulan

Mekanisme penentuan hilal di Indonesia merupakan proses yang kompleks dan melibatkan berbagai faktor.

Kombinasi rukyat dan hisab diharapkan dapat menghasilkan penetapan awal bulan Hijriah yang akurat dan diterima oleh semua pihak. ***

Editor: Yuniardi

Sumber: Rifqi Al Furqon


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah