WARTA PONTIANAK – Konflik sosial merupakan sebuah fenomena kompleks yang mewarnai dinamika kehidupan masyarakat. Lebih dari sekadar pertentangan atau perselisihan, konflik sosial merupakan proses interaksi yang melibatkan berbagai aktor, kepentingan, dan kekuatan.
Memahami konflik sosial berarti menyelami akar permasalahannya, dampaknya, dan upaya penyelesaiannya yang kompleks dan multidimensi.
Akar Permasalahan Konflik Sosial:
Perbedaan: Konflik sering kali bermula dari perbedaan individu, seperti keyakinan, nilai, dan budaya. Perbedaan ini dapat berkembang menjadi perbedaan kelompok, seperti suku, agama, ras, kelas sosial, dan ideologi politik.
Perubahan: Perubahan sosial yang cepat dan tidak terencana dapat menimbulkan ketegangan dan konflik. Contohnya, perubahan ekonomi yang memicu kesenjangan dan marginalisasi kelompok tertentu.
Persaingan: Persaingan sumber daya yang terbatas, seperti air, tanah, dan pekerjaan, dapat menjadi sumber konflik. Hal ini dapat diperparah dengan ketidakadilan dan ketimpangan dalam distribusi sumber daya.
Struktur sosial: Struktur sosial yang tidak adil dan memperkuat diskriminasi dapat memicu konflik. Contohnya, struktur patriarki yang memicu subordinasi perempuan.
Bentuk-bentuk Konflik Sosial:
Konflik personal: Konflik yang terjadi antara dua individu, seperti pertengkaran antar tetangga atau perselisihan dalam keluarga.