Antisipasi Peningkatan Rabies, Dinkes Sanggau Terbit Surat Edaran

- 6 Mei 2024, 14:45 WIB
Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunak) Sanggau saat memberikan VAR kepada hewan peliharaan warga
Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunak) Sanggau saat memberikan VAR kepada hewan peliharaan warga /

WARTA PONTIANAK - Untuk mencegah peningkatan kasus rabies di Kabupaten Sanggau, Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat Kabupaten menerbitkan surat edaran (SE) nomor 100.3.4/825/DINKES-C/2024 tentang kewaspadan dini peningkatan kasus gigitan hewan penular rabies (GHPR).

Dalam SE itu disebutkan, dalam rangka peningkatan kewaspadaan dini dan antisipasi peningktan kasus GHPR serta efisiensi pengguanan Vaksin Anti Rabies (VAR), diperlkukan koordinasi terkait tatalaksana kasus GHPR.

Baca Juga: Seorang Pria Tewas karena Terserang Rabies usai Digigit Kelelawar

"Mengingat pada tahun 2023 vaksinasi HPR Kabupaten Sanggau yang hanya mengakomodir 17.000 dosis vaksin HPR dari total populasi HPR sejumlah 48.091 ekor, hal ini menyebabkan resiko penularan virus rabies masih sangat tinggi jika terdapat kasus GHPR," kata Kepala Dinas Kesehatan Sanggau, Ginting dalam SE tertanggal 4 Mei 2024.

Sehubungan hal tersebut, diperlukan antisipasi terhadap kemungkinan yang akan timbul. Karenanya diinstruksikan kepada Rumah Sakit dan seluruh Puskesmas di Kabupaten Sanggau untuk melakukan beberapa hal. Pertama, peningkatan kewaspadaan dini terkait kasus GHPR baik ditingkat Rumah Sakit, Puskesmas, maupun di Pustu dan Polindes terhadap kasus tersebut.

Kedua, peningkatan penyuluhan penatalaksanaan Kasus GHPR. Ketiga, cuci luka kurang dari 24 jam menjadi hal utama dikarenakan keterbatasan stok VAR di Instalasi Farmasi Kabupaten Sanggau.

"Cuci luka menggunakan sabun selama 15 menit dibawah air mengalir setelah terjadi pajanan (jilatan, cakaran atau gigitan) terhadap HPR untuk membunuh virus rabies yang berada di sekitar luka gigitan," tambahnya.

Keempat, untuk pemberian VAR diberikan dilihat dari situasi luka gigitan dan kondisi HPR yang menggigit apakah HPR tersebut hilang, mati atau dibunuh, utamakan pemberian pada kasus gigitan anjing dengan luka derajat berat, kondisi HPR, serta di area genital.

Kelima, pemberian VAR merk Verorab dan Rabivax menggunakan metode yang sama yaitu metode Zagreb dengan cara pemberian 2 dosis di H-0 (Lengan kanan dan kiri), 1 dosis di H-7 dan 1 dosis di H-21. Apabila HPR sehat di H-14 maka VAR dapat dihentikan pemberiannya.

Halaman:

Editor: Faisal Rizal

Sumber: Abang Indra


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah