Ini Ancaman Google Jika Australia Ngotot Minta Bayar Konten Berita

22 Januari 2021, 17:05 WIB
Google Search Akan Non-Aktif di Australia tanggapan atas rencana Undang Undang /wikimedia.org/

WARTA PONTIANAK - Google mengancam akan menarik mesin pencarinya di Australia gegara diminta membayar konten berita.

Membalas ancaman dari pihak Google tersebut, Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan jika pihaknya tidak menanggapi ancaman itu.

“Australia membuat aturan kami untuk hal-hal yang dapat Anda lakukan di Australia,” kata Morrison kepada wartawan di Brisbane, seperti dikutip dari AP News.

Baca Juga: 7 Orang Tewas saat 2 Pelaku Bom Bunuh Diri Beraksi di Pusat Pasar Kota Baghdad Tadi Pagi

“Itu (aturan untuk Google) dilakukan di Parlemen kami. Itu dilakukan oleh pemerintah kami. Dan begitulah cara kerja di sini di Australia," ujarnya.

Pernyataan Morrison seperti diberitakan Pikiran Rakyat berjudul "Disuruh Bayar Konten Berita, Google Ancam Tarik Mesin Pencarinya dari Australia" muncul setelah direktur pelaksana Google untuk Australia dan Selandia Baru, mengatakan RUU atau aturan baru itu tidak akan bisa diterapkan.

"Jika versi kode ini menjadi undang-undang, itu tidak akan memberi kami pilihan nyata selain berhenti membuat mesin pencari Google tersedia di Australia," kata direkutr Googe, Mega Silva.

"Dan itu akan menjadi hasil yang buruk tidak hanya bagi kami, tetapi juga bagi masyarakat Australia, keragaman media, dan bisnis kecil yang menggunakan produk kami setiap hari," ujarnya.

Kode etik wajib yang diusulkan oleh pemerintah Australia bertujuan agar Google dan Facebook membayar perusahaan media Australia secara adil karena menggunakan konten berita yang mereka saring dari situs berita.

Google mengatakan bersedia membayar kelompok penerbit berita yang luas dan beragam, tetapi tidak berdasarkan aturan seperti yang diusulkan, termasuk pembayaran untuk tautan dan cuplikan.

Baca Juga: Musibah di Tanah Air jadi Perhatian Internasional, Paus Fransiskus Ajak Dunia Doakan Indonesia

Pihak Facebook juga menentang aturan Australia tersebut dan mengancam akan menghapus berita dari situsnya di Australia.

Simon Milner selaku wakil presiden Facebook, mengatakan banyaknya kesepakatan yang harus dibuat tidak akan bisa dijalankan.

 

Lembaga Australia, sebuah lembaga pemikir independen, mengatakan anggota parlemen Australia harus tegas melawan intimidasi Google.

Baca Juga: Waw! Jutaan Orang Bisa Tinggal di Luar Angkasa Tahun 2026. Ini Penjelasan Ahli Astrofisika

“Kesaksian Google hari ini adalah bagian dari pola perilaku mengancam yang mengancam siapa pun yang menghargai demokrasi kita,” kata Peter Lewis selaku direktur Center for Responsible Technology institut.***(Julkifli Sinuhaji/Pikiran Rakyat)

Editor: Faisal Rizal

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler